Minggu, 22 November 2015

analisis tindak tutur

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tindak tutur (speech art) merupakan unsur pragmatik yang melibatkan pembicara, pendengar atau penulis pembaca serta yang dibicarakan. Dalam penerapannya, tindak tutur digunakan oleh beberapa disiplin ilmu. Dilihat dari sudut penutur, maka bahasa itu berfungsi personal atau pribadi (fungsi emotif). Maksudnya, si penutur menyatakan sikap terhadap apa yang dituturkannya. Si penutur bukan hanya mengungkapkan emosi lewat bahasa, tetapi juga memperlihatkan emosi itu sewaktu menyampaikan tuturannya. Dalam hal ini, pihak si pendengar juga dapat menduga apakah si penutur sedih, marah atau gembira. Dilihat dari segi pendengar atau lawan bicara, maka bahasa itu berfungsi direktif, yaitu mengatur tingkah laku pendengar. Dalam hal ini, bahasa itu tidak hanya membuat pendengar melakukan sesuatu, tetapi melakukan kegiatan sesuai dengan yang diinginkan oleh si pembicara. Hal ini dapat dilakukan si penutur dengan menggunakan kalimat-kalimat yang menyatakan perintah, himbauan, permintaan, maupun rayuan.
Jika dikaitkan antara penutur dan lawan bicara akan terbentuk suatu tindak tutur dan peristiwa tutur. Peristiwa tutur ini pada dasarnya merupakan rangkaian dari sejumlah tindak tutur yang terorganisasikan untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan tersebut merupakan isi pembicaraan. Secara analitis tindak tutur dapat dipisahkan menjadi 3 macam bentuk, antara lain: (1) Tindak lokusi (lecutionary act), yaitu kaitan suatu topik dengan satu keterangan dalam suatu ungkapan, serupa dengan hubungan ‘pokok’ dengan ‘predikat’ atau ‘topik’ dan penjelasan dalam sintaksis. (2) Tindak ilokusi (illecitionary act), yaitu pengucapan suatu pernyataan, tawaran, janji pertanyaan dan sebagainya, (3) Tindak perlokusi (perlocutionary act), yaitu hasil atau efek yang ditimbulkan oleh ungkapan itu pada pendengar, sesuai dengan situasi dan kondisi pengucapan kalimat itu.
Berkaitan dengan tindak tutur, pada makalh ini akan dianalisis tindak tutur, klasifikasi tindak tutur dan maksim kesopanan dalam dialog drama yang berjudul “Romeo Natal”

1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana maksim kesopanan pada teks drama yang berjudul “Romeo Natal”?
2.  Bagaimana klasifikasi tindak tutur refersentatif, direktif, ekspresif, komisif,              dan deklarasi dalam teks drama yang berjudul “Romeo Natal”?
3. Bagaimana tindak tutur lokusi, ilokusi dan perlokusi pada teks drama yang berjudul “Romeo Natal”?
1.3. Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui maksim kesopanan dalam drama yang berjudul “Romeo Natal”
2.      Untuk mengetahui klasifikasi tindak tutur refresentatif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklarasi pada teks drama yang berjudul “Romeo Natal”
3.      Untuk mengetahui tindak tutur lokusi, lokusi, dan perlokusi pada teks drama yang berjudul “Romeo Natal” 
1.4. Manfaat Penulisan
1.      Bagi mahasiswa jurusan bahasa indonesia, makalah ini dapat digunakan sebagai referensi atau bahan penunjang kegiatan perkuliahan. Makalah ini dapat membantu kesulitan dalam menemukan referensi yang tepat mengenai kajian prgmatik khususnta tindak tutur dan maksim kesopanan dalam teks drama.
2.      Bagi dosen, makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk memberikan pengajaran tentang prgmatik khususnya tindak tutur dan maksim kesopanan dalam teks drama.
3.      Bagi masyarakat,makalah ini dapat dijadikan sebagai penambah pengetahuan mengenai pragmatik khususnya tindak tutur dan maksim kesopanan dalam teks drama.






BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1. Pengertian Pragmatik menurut Para Ahli     
Menurut Leech (1993:8), Pragmatik adalah studi tentang makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar  (speech situations) yang meliputi unsur-unsur penyapa dan yang disapa, konteks, tujuan, tindak ilokusi, tuturan, waktu, dan tempat.  
Menurut Yule (1996:3) menyebutkan empat definisi pragmatik,yaitu:
(1)  Bidang yang mengkaji makna penutur;
(2)  Bidang yang mengkaji makna menurut konteksnya;
(3)  Bidang yang melebihi kajian tentang makna yang diujarkan, mengkaji makna yang dikomunikasikan atau terkomunikasikan oleh pembicara; dan
(4)  Bidang yang mengkaji bentuk ekspresi menurut jarak sosial yang membatasi participan yang terlibat dalam percakapan tertentu.
Menurut Levinson (1987:1) mengatakan bahwa pragmatik adalah ilmu yang mempelajari hubungan anatara lambang dengan penafsirannya.
Pragmatik juga diartikan sebagai syarat-syarat yang mengakibatkan serasi-tidaknya pemakaian bahasa dalam komunikasi; aspek-aspek pemakaian bahasa atau konteks luar bahasa yang memberikan sumbangan kepada makna ujaran (Kridalaksana, 1993: 177).
Menurut Verhaar (1996: 14), pragmatik merupakan cabang ilmu linguistik yang membahas tentang apa yang termasuk struktur bahasa sebagai alat komunikasi antara penutur dan pendengar, dan sebagai pengacuan tanda-tanda bahasa pada hal-hal “ekstralingual” yang dibicarakan.
Purwo (1990: 16) mendefinisikan pragmatik sebagai telaah mengenai makna tuturan (utterance) menggunakan makna yang terikat konteks. Sedangkan memperlakukan bahasa secara pragmatik ialah memperlakukan bahasa dengan mempertimbangkan konteksnya, yakni penggunaannya pada peristiwa komunikasi (Purwo, 1990: 31). 
Menurut kelompok kami Pragmatik adalah ilmu yang mempelajari bahasa secara eksternal yang pemakaiannya harus dikaitkan dengan konteks agar makna dalam tuturan itu dapat dipahami dengan baik. Jika konteksnya tidak diketahui maka pengertian makna itu akan memiliki perbedaan pendapat dari beberapa orang.
2.2. Tindak Tutur dan Klasifikasi Tindak Tutur
            Tindak tutur terdapat 3 macam yaitu:
1.   Tindak Tutur Lokusi
            Tindak tutur lokusi yaitu tindak mengucapkan sesuatu dengan kata dan kalimat sesuai dengan makna di dalam kamus dan menurut kaidah sintaksisnya. Tindak lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu. Tindak tutur ini sering disebut sebagai The Act of Saying Something. Fokus lokusi adalah makna tuturan yang diucapkan, bukan mempermasalahkan maksud atau fungsi tuturan itu.
2.  Tindak Tutur Ilokusi
            Tindak ilokusi adalah tindak tutur yang berfungsi untuk mengatakan atau menginformasikan sesuatu dan dipergunakan untuk melakukan sesuatu. Tindak tutur ilokusi merupakan tindak tutur yang terkait dengan maksud yang hendak disampaikan oleh pembicara. Tindak ilokusi disebut juga sebagai The Act of Doing Something. Ilokusi merupakan tindak tutur yang mengandung maksud dan fungsi atau daya tuturan. Pertanyaan yang diajukan berkenaan dengan tindak ilokusi adalah “untuk apa ujaran itu dilakukan” dan sudah bukan lagi dalam tataran “apa makna tuturan itu?
3.  Tindak tutur perlokusi
            Tindak tutur perlokusi yaitu tindak tutur yang pengujarannya dimaksudkan untuk mempengaruhi mitra tutur. Tin­dak perlokusi disebut sebagai The Act of Affecting Someone. Sebuah tuturan yang diutarakan seseorang sering kali mempunyai daya pengaruh atau efek bagi yang men­dengarnya. Efek yang timbul ini bisa sengaja maupun tidak se­ngaja. Tindak tutur yang pengujaran dimaksudkan untuk memengaruhi mitra tutur inilah merupakan tindak perlokusi.
Klasifikasi Tindak Tutur Ilokusi
1)  Tindak tutur representatif
            Tindak tutur representatif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya akan kebenaran atas sesuatu yang diujarkan. Yang termasuk ke dalam jenis tindak tutur ini adalah tuturan-tuturan menyatakan, menuntut, mengakui, melaporkan, menunjukkan, menyebutkan, memberikan kesaksian, dan berspekulasi.
2) Tindak tutur direktif
            Tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang dilakukan oleh penutur dengan maksud agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu. Tuturan-tuturan yang termasuk jenis tindak tutur direktif adalah: memaksa, mengajak, meminta, menyuruh, menagih, mendesak, memohon, menyarankan, memerintah, memberi aba-aba, dan menantang.
3) Tindak tutur ekspresif
            Tindak tutur ekspresif adalah tindak tutur yang diujarkan penutur dimaksudkan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam tuturan itu. Yang termasuk jenis tindak tutur ini adalah tuturan-tuturan memuji, mengucapkan terima kasih, mengkritik, mengeluh, menyalahkan, mengucapkan selamat, dan menyanjung.
4) Tindak tutur komisif
            Tindak tutur komisif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan sesuatu yang disebutkan di dalam tuturannya. Tuturan yang termasuk jenis tindak tutur komisif adalah berjanji, bersumpah, mengancam, penolakan dan menyatakan kesanggupan.
5) Tindak tutur deklarasi
            Tindak tutur deklarasi adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk menciptakan hal (status, keadaan, dan sebagainya) yang baru. Tuturan-tuturan dengan maksud mengesahkan, memutuskan, membatalkan, melarang, mengizinkan, mengabulkan, mengangkat, menggolongkan, mengampuni, dan  memaafkan termasuk jenis tindak tutur deklarasi.
2.3. Konteks
            Pentingnya konteks dalam pragmatik karena pragmatik mengkaji makna yang terikat konteks yang menegaskan bahwa pragmatik berkaitan dengan interpretasi suatu ungkapan yang dibuat mengikuti aturan sintaksis tertentu dengan car menginterpretasi ungkapan tersebut tergantung pada kondisi-kondisi khusus penggunaan ungkapan tersebut dalam konteks. Istilah konteks didefenisikan oleh Mey (1993:38) sebagai situasi lingkungan dalam arti luas yang memungkinkan peserta pertuturan untuk dapat berinteraksi, dan yang membuat ujaran mereka dapat dipahami. Dengan kata lain konteks adalah suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau menambah kejelasan makna situasi yang ada hubungannya dengan suatu kejadian, konteks ini meliputi situasi, cara, tujuan, penutur, petutur, tempat, waktu, dan sarana segala sesuatu yang terlibat dalam ujaran tersebut.
2.4. Jenis Maksim Kesopanan
Dalam pragmatik terdapat beberapa maksim salah satunya adalah maksim kesopanan yang terbagi atas 6 jenis yaitu:  
a.    Maksim kebijaksanaan
Maksim ini diutarakan dalam tuturan impositif dan komisif. Maksim ini menggariskan setiap peserta pertuturan untuk meminimalkan kerugian orang lain atau memaksimalkan keuntungan bagi orang lain. Dalam hal ini Leech (dalam Wijana, 1996)mengatakan bahwa semakin panjang tuturan seseorang semakin besar pula keinginan orang itu untuk bersikap sopan kepada lawan bicaranya. Demikian pula tuturan yang diutarakan secara tidak langsung lazimnya lebih sopan dibandingkan dengan tuturan yang diutarakan secara langsung.
b. Maksim kemurahan
Maksim kemurahan menuntut setiap peserta pertuturan untuk memaksimalkan rasa hormat kepada orang lain, dan meminimalkan rasa tidak hormat kepada orang lain.
c. Maksim penerimaan
Maksim penerimaan diutarakan dengan kalimat komisif dan impositif. Maksim ini mewajibkan setiap peserta tindak tutur untuk memaksimalkan kerugian bagi diri sendiri, dan meminimalkan keuntungan diri sendiri.
d. Maksim kerendahan hati
Maksim kerendahan hati berpusat pada diri sendiri. Maksim ini menuntut setiap peserta pertuturan untuk memaksimalkan ketidakhormatan pada diri sendiri, dan meminimalkan rasa hormat pada diri sendiri.
e. Maksim kecocokan
Maksim kecocokan menggariskan setiap penutur dan lawan tutur untuk memaksimalkan kecocokan diantara mereka, dan meminimalkan ketidakcocokan di antara mereka.
f. Maksim kesimpatian
Maksim ini diungkapkan dengan tuturan asertif dan ekspresif. Maksim kesimpatian mengharuskan setiap peserta pertuturan untuk memaksimalkan rasa simpati, dan meminimalkan rasa antipati kepada lawan tuturnya. Jika lawan tutur mendapatkan kesuksesan atau kebahagiaan, penutur wajib memberikan ucapan selamat. Bila lawan tutur mendapat kesusahan, atau musibah penutur layak berduka, atau mengutarakan bela sungkawa sebagai tanda kesimpatian.























BAB III
PEMBAHASAN
3.1.  Teks Drama
Judul                           : Romeo Natal
Penulis naskah             : Simon siagian
Sutradara                     : Simon siagian

Setelah sekian lama tak kelihatan, teman-teman dan sahabat togar (apsalpin) (agus (irsandi), nando (darno), bongguk (ari), biner (naka), dona (heni), tiur (devi) dan betty) di pelayanan gerej,a menyadari ketidakhadiran togar (apsalpin) lagi ditengah-tengah mereka.dengan penuh rasa kasih, mereka mencari tahu keberadaan togar (apsalpin), lewat keluarga dan teman-teman togar (apsalpin) lainnya. Usaha mereka mencari tahu keberadaan togar (apsalpin)  menemui titik terang.
Akhirnya mereka bisa menemui togar (apsalpin) yang sedang berada dirumah tante melan (imelda). Mereka pun mencoba membujuk togar (apsalpin), namun usaha mereka sepertinya sia-sia. Namun, begitu togar (apsalpin) mendengar kalau ibunya sakit, togar (apsalpin) merasa, kalau cobaan dari tuhan sangat berat. Dengan niat yang tulus untuk bertobat, akhirnya, togar (apsalpin) pun berlutut di pangkuan ibunya dan memohon ampun. Selanjutnya, togar (apsalpin) pun kembali kejalan tuhan.
Tante melan (imelda g.)Ditinggalkan, alkohol, narkoba pun menjadi masa lalu. Bertobatnya togar (apsalpin), membuat hati ayah nya pun kembali kejalan yang benar. Pertobatan ayah togar (apsalpin) dan togar (apsalpin) pun menjadi sebuah berkat. Keluarga togar (apsalpin) dipulihkan sepenuhnya oleh tuhan.

Peran dan karakter
1.    Togar (apsalpin)                           : tokoh utama, ber karakater keras
2.    Betty(susi)                                    : lemah lembut dan aktif di pelayanan gereja
3.    Penatua (suterno)                         : penatua di gereja
4.    Agus (irsandi)                              : ketua amkii
5.    Nando (darno)                             : pintar main gitar
6.    Bongguk (ari)                               : cuek dan lucu
7.    Biner (naka)                                 : lucu dan seperti bingo-bingo
8.    Dona (heni)                                  : lemah lembut dan suka pelayanan
9.    Tiur (devi)                                    : tomboy, cuek dan paling muda
10.  Papa (andro)                                 : keras dan pemabuk
11.  Mama (yuliana)                            : lemah lembut dan sangat takut akan tuhan
12. Tante melan(imel)                        : janda cantik, pengusaha diskotik yang kaya senang anak2 muda dan senang pakai narkoba
Babak I
Adegan I
Stage O

(Suasana sebuah ibadah di gereja, sementara persembahan) (Selesai lagu persembahan, betty, seorang petugas pengumpul persembahan di baris tengah jalan pelan menuju kedepan)
1.      Togar (apsalpin) : (bangkit berdiri dari kursinya, teriak keras sambil berjalan mendekat betty) hhhhhhoooiiiiiii…wwwooooiiiii….(wajah marah, menunjuk betty) kau..!!  Tunggu dulu.. (mendekat ke betty) mana uang kembalianku..??
2.      Betty : (mendekat dan berhadap-hadapan dengan togar (apsalpin)) uang kembalian apa ito? (menatap tajam ke togar (apsalpin)) inikan persembahan
3.      Togar (apsalpin) : (sambil mencoba merampas tempat pundi persembahan) uangkulah….tadi kumasukkan rp 2000 mana kembaliannya rp1000...?
4.      Betty : kembalian..?? Ito…. Inikan persembahan (menatap tajam ke togar (apsalpin)), kok pake ngambil uang kembalian??
5.      Togar (apsalpin) : rugi kali aku ngasih rp 2000, habis uangku (saling berebut pundi persembahan di depan jemaat)
6.      Betty :(menatap tajam ke togar (apsalpin)) lucu kali ito ini… ngasih persembahan buat tuhan dibilang rugi..
7.      Togar (apsalpin) : ya iyalah…rp 1000 kan cukup…itukan sudah tradisi… pacar, baju dan pendeta boleh ganti… tapi satu yang tidak berubah… (menunjuk ke jemaat) persembahan  orang2x ini tetap rp 1000…(tertawa keras) hhhhaaaaa… hhhhaaaaa…(seorang penatua datang menghampiri>masuk dari kanan stage)
8.      penatua : (mendekat ke togar (apsalpin) dan betty) tunggu, sabar… sabar… janganlah kalian ribut, inikan lagi ibadah…. Ada apa rupanya (menatap betty dan togar (apsalpin) bergantian : 2x)
(mengajak togar (apsalpin) duduk)... Ayo togar (apsalpin), duduklah dulu…. Betty.. (menatap betty) bawalah persembahan itu…
9.      Betty : iya amang… (berbalik dan pergi kedepan) (dilanjutkan doa penyerahan persembahan, petugas berdiri di depan dan ibadah selesai  amin)
Adegan II
(pundi persembahan diletakkan di tempatnya)
10.  Togar (apsalpin) : (bangkit dan berjalan menuju tempat diletakkannya pundi persembahan) (teriak-teriak) aku mau ambil uangku… tak ada lagi uangku… (meraba pundi) hhhhaaa…hhhaaaa… lumayan, ini untuk beli rokok.. (mengangkat uang rp 50.000 dan meninggalkan gereja>keluar pintu kiri stage)(seorang wanita bernama tiur (devi) datang)

11.  Tiur (devi) : (mengejar togar (apsalpin)) abang.. Bang togar (apsalpin)…tunggu bang..!! (berhenti dan merenung sedih) kenapa yah si abang togar (apsalpin) itu… jadi tak beres kulihat pikirannya belakangan ini… uang persembahan kok diambil…(datang seorang sahabat menghampiri)
12.  Dona (heni) : (duduk disamping tiur (devi)) kiapa ngana tiur (devi)…rupa sedih sekali…kiapa tadi ngana teriak-teriak panggil bang togar (apsalpin)…
13.  Tiur (devi) : (wajah sedih) nggak kak don..aku hanya bingung aja lihat sikap dan kelakuan bang togar (apsalpin) beberapa bulan belakangan ini…

Narasi :
Kehidupan dunia sudah rusak sama sekali. Kehidupan manusia terpuruk. Nafsu birahi sang bulan meracuni setiap kehidupan. Mereka tak lagi takut. Mereka tak lagi mengenal surga. Manusia menganggap hidup di dunia lebih dari segala tuhan. Berkat nya selalu diminta. Tapi, berkat hanya sebagai penyiram dosa, yang tumbuh bak alang-alang di padang sabana. Manusia sama sekali sudah rusak. Kesuksesan sebagai jalan pintas menuju neraka. Iblis melayani manusia dengan gemerlap duniawi. Manusia menganggap semua benar. Tuhan hanya sekedarnya. Tak perlu firman, tak ada lagi iman. Terang menerangi tempat yang terang. Kegelapan tetap gelap. Karena nafsu sang nur hanya buat sang matahari. Tapi dia tetap mati di kayu salib. Dia tetap setia dia rela mati buat kita.

Babak II 
Adegan I
Stage II

Beberapa hari kemudian setelah kejadian itu, disebuah tempat, berkumpulah para pemuda-pemudi yang sangat aktif dalam kegiatan pelayanan kerohanian dan paduan suara di sebuah organisasi pelayanan. Mereka adalah mahasiswa-mahasiswa yang  sedang menuntut ilmu.
Hampir dalam setiap pelayanan mereka selalu kompak, namun beberapa bulan belakangan ini, togar (apsalpin), salah satu anggota paduan suara yang aktif, sudah bertingkah lain dari biasanya, bahkan mulai jarang hadir di ibadah dan kegiatan pelayanan lainnya. Dan suatu ketika ,beberapa dari teman togar (apsalpin) sedang membicarakannya… (suasana : 5 orang dalam posisi bebas, biar gak keliatan garing si nando (darno) + agus (irsandi) nyanyi 1 lagu batak “………………”dengan main gitar….jangan lupa nyanyi dan main gitarnya..!!)

14.  Dona (heni) : (sambil baca majalah, majalah kristen) (kaget) ya tuhan, nando (darno), gus…!!Coba ngana liat liat ini!!! Sini cepat..!!!
15.  Agus (irsandi) : (tetap asyik maen gitar) apaan sihh…???
16.  Dona (heni) : apa sihh…apa sih…!!! Makanya kemari ngoni 2 baca nih berita ini ”seorang pemuda tewas over dossis di kamar kost” aduh ngeri yah..?! Jd takut kita…
17.  Nando (darno) : (menatap dona (heni)) takut kiapa??? Takut bentar lagi ngana jadi korban selanjutnya??? ”seorang wanita muda bernama dona (heni) od di dalam toilet kampus”…… hahahahahaahaaaa…. (tertawa puas)
18.  dona (heni) : (wajah kesal) wah sialan ngana ini…!!! Lama lama kita mo kuti ngana pe mulut itu…!!! Nggak bisa diajak ngomong serius ngana ini…..
19.  agus (irsandi) : (tertawa) hhhheee janganlah marah2x itonan, becandanya si nando (darno) itu…
20.  biner (naka) : (menatap dona (heni)) jangan taru kira kwak…takut kiapa so ngana??? Why???
21.  Dona (heni) : awas yah kalau becanda lagi…(mata membelalak) (agus (irsandi), nando (darno), biner (naka) dan bongguk (ari) tetap main gitar, tidak memperdulikan lagi dona (heni))
22.  dona (heni) : woiii…teringatnya, kemana yah bang togar (apsalpin)… kemana yah si abang itu... Kangen juga ma dia. Udah lama nggak kelihatan di gereja. (rada menghayal) kangen ketawa ngakakya semuanya lah
23.  bongguk (ari) :iya yah….kemana tuh anak kita juga kangen lama nggak ada kabar, ehh muncul
kemarin di gereja malah bikin keributan.
24.  Nando (darno) : kenapa yah tu anak? Raib kemana lagi dia? Aku sms nggak di balas
25.  Agus (irsandi) : aku pernah kerumahnya, tapi tak pernah ada..
26.  Dona (heni) : heh…aku nelpon pun nggak diangkat apalagi ngana nando (darno), hanya nge sms .nggak akan pernah dibalas..
27.  Bongguk (ari) : yang pentingkan kita udah berusaha… (tersenyum) (tiba-tiba datanglah seorang teman mereka lagi>masuk dari kiri panggung)
28.  tiur (devi) : (masuk sambil menyalam nando (darno) + agus (irsandi) + dona (heni)) horas…horas….malam…lagi ngapain bang…bgmn kabar abang2xnya…?
29.  Nando (darno) + agus (irsandi): kabar baik adiknya…
30.  nando (darno): makin cantik aja adiknya ini…darimananya kau adiknya..??
31.  Dona (heni) : nah..kebetulan nih si tiur (devi) udah datang…darimana aja dek..??
32.  Tiur (devi) : wwwuuiihhhh..gombal nih si abang…baru dari kampus bang, kak… biasalah, banyak tugas di kampus…mana yang lain kak..?
33.  Nando (darno) : nah..ini yang sementara kita bincangkan tiur (devi)…. Tentang bang togar (apsalpin) itu, tak pernah lagi datang ke gereja.
34.  Agus (irsandi) : lama nggak kelihatan, eehh…muncul di gereja hari minggu kemarin, malah aneh, bikin rebut pula lagi dan sekarang hilang lagi..
35.  Tiur (devi) : iya yah bang…kenapa yah tuh si abang?? Sekarang kemana lagi yah dia? Berubah sekali..
36.  Dona (heni) : aku juga nggak tau… kalau ke gereja, sudah lama dia tidak melayani… nggak tau kenapa? Apa dia ada sakit hati yah dengan anggota atau pengurus amkii yah..?
37.  Biner (naka) : atau ada ribut dengan panitia natal..??

38.  Bongguk (ari) : kalau ribut nggak mungkinlah…. Bagus (irsandi)2x nya abang itu dengan amkii dan ketupat natal…
39.  biner (naka) : apa lagi ketupat natal itu bro…
40.  bongguk (ari) : bah…yang tak pernah makan indominya lae ini… ketupat natal itu…. Ketua panitia natal….. Itu si lae tambunan
41.  dona (heni) : sudah…sudah…bgmn tadi tentang bang togar (apsalpin) itu…
42.  tiur (devi) : terakhir kita lihat hari minggu kemarin itu kak…dia ambil uang persembahan pula lagi…si betty sampe marah2x kemarin, setelah itu tak kelihatan lagi..
43.  Bongguk (ari) : aku punya ide…bagaimana kalau kita kerumah si togar (apsalpin)? Kita tanya ke ortunya atau siapalah yang ada dirumahnya…syukur2x ada dirumah….gimana ?
44.  Dona (heni) : hah…bongguk (ari).. Bongguk (ari)..ngana ndak tau apa? Bapaknya tuh pemabok tingkat dewa..belum ketemu bang togar (apsalpin), botol2x udah nempel di jidad mu..!!!!Ogah ahh…males aku mo ngadepin dewa arak itu..
45.  Biner (naka) : aah ngana..!!! Katanya kangen sama dia…. Cuma gara2x tembok sependek ini,  ngana ndak bisa lompat..
46.  Bongguk (ari) : payahhh..!!!
47.  Dona (heni) : wooiii…….bukan masalah tembok sama loncat….tapi aku males ngadepin si dewa mabuk itu.. Ampuuuuunn dj lah..! Nggak taulah kalau si tiur (devi)…bagaimana tiur (devi)..??
48.  Tiur (devi) : hah….kalau aku, yang mana yang baiknya aja kakaknya. Supaya abang itu aktif lagi di gereja
49.  Biner (naka) : (berusaha meyakinkan) nah…si tiur (devi) mau tuh…. Ayolah dona (heni)!!! Plisss banget…. Sama2x kita kerumahnya.. Ntar kalau udah ada apa2 ama dia baru nyesel ngana.
50.  Dona (heni) : (rada mikir) ya udahlah…yukk kita kerumahnya…tapi jangan sekarang….besok aja yahh... Sekarang mendingan kita balik, udah malem…yuukk!!!
51.  Nando (darno) : (sambil melangkah pulang ) nahh…gitu donk.. Itu barunya sahabat setia….hehehe


Adegan II
Stage I
(sementara itu di rumah togar (apsalpin))
52.  papa (andro) : (pulang mabok sambil nyanyi) kemana kemana… dimana…… alani holong mi ito, mar mahan bibi hita… sude habis terjual… termasuk salawar.. (tertawa keras) hhhhhaaaaa… (istrinya datang mendekati suami)
53.  papa (andro) : (ngagetin dan menatap dekat mata istrinya) aharoa…!!!
54.  Mama (yuliana) : ya ampun pa….. Kenapa tiap hari harus pulang mabuk?????
(ngomongnya sabar banget,  tapi matanya udah berkaca-kaca gitu)
55.  papa (andro) : aharoa…sip babam…unang paribut tu ho disi.. Yang pentingkan happy… gak usah banyak bicara… bukan pake duit mu beli minuman ini… jadi gak usah banyak kali ceritamu yah..!!! (tertawa keras) hhhhaaaaa…hhhaaaaa…
56.  mama (yuliana) : tapi…masa kamu nggak malu pa…nggak malu kau sama orang2x…nggak malu kau sama anak mu… papa (andro) itu sudah tua, bukan saatnya lagi papa (andro) bertingkah laku seperti ini..!
57.  Papa (andro) : eeiitsss…persetan orang2x itu..!!! Ai sona jolma i…bagudung keju do i….(ternyata togar (apsalpin) sudah melihat percekcokan antara ayah dan ibunya….hatinya sedih namun itu tidak dia perlihatkan….apalagi dia baru pake narkoba)
58.  togar (apsalpin) : (ngomongnya agak keras sambil tepuk tangan) hebat…hebat yah…. Nggak dirumah… nggak dimana. Ribuuuut terrrusss…. Lama-lama gila aku disini!!!!!!!!! (masuk kedalam kamar)
59.  papa (andro) : heehh…liat anak mu si bagudung itu…. Udah besar, tak ada sopannya, makin kurang ngajarr!!!! Ini semua salah mu…terlalu dimanjakan!!!!!!!!!!! (tiba2 dengan volume suara yang lebih kencang memanggil) togar (apsalpin)rr..!! Sini kamu..!! Togar (apsalpin)rr!!! Jangan kurang ajar kau!!!! (togar (apsalpin) keluar tanpa terlihat rasa takut sedikitpun)
60.  Togar (apsalpin) : apa?
61.  Papa (andro) : waahhh…. Bener2x nih anak….kelakuan seperti binatang….pulang malem teruss!! Ngapain kau diluar sana?? Jual diri kau hah!! Dasar bodoh!!
62.  Togar (apsalpin) : (menatap tajam ayahnya) apa??? Saya binatang, saya gigolo?? (berkaca-kaca) lalu…papa (andro) apa?? Papa (andro) yang baik?? Iya…!!! Papa (andro) adalah orang tua yang sangat sempurna dalam hidup saya… (karena merasa tak dihargai + mabok…papa (andro)nya nampar si togar (apsalpin)..plakkk)
63.  togar (apsalpin) : (memberikan pipi kirinya) puas?? Masih kurang? Nih satu lagi…
64.  Papa (andro): dasar kurang ajar kamu..!! (sambil mau nampar lagi, tapi dihalangi oleh mama
(yuliana))

65.  mama (yuliana) : (menangis) cukup…!! Cukup pa…!!!(memandang anaknya)
66.  mama (yuliana) : (memegang bahu anaknya) pergilah dulu kau yah amang biar mama (yuliana) bicara dulu sama bapak mu..
67.  Togar (apsalpin) : (melihat  bapaknya) tak akan pernah aku pulang ke neraka ini lagi ma…!!!
68.  Papa (andro): bagus (irsandi)…keluar kau dari rumah ini..!!
69.  Togar (apsalpin) : iya…aku keluar dari rumah ini….!!!!!!! (sambil keluar)
70.  mama (yuliana) : sudah pa…tolong jangan begini.. (menangis)
71.  Papa (andro) : diam kau!!! Sudah muak aku di rumah ini, bosan aku!!! (sambil pergi>keluar panggung kiri)
72.  mama (yuliana) : tuhan…lindungilah suami dan anakku (sambil masuk kamar>kearah panggung kanan)





Babak          III
Adegan        I
Stage           II

(rumah tante melan) sementara itu, karena togar (apsalpin) sudah memutuskan keluar dari rumah, ia pun kembali datang kerumah tante melan, orang dan tempat yang membuat dia terjerembap ke dalam dunia kegelapan, disinilah tempat dia memulai semuanya, mulai dari mencoba rokok, alkohol, narkoba, sampai pergaulan sex bebas. Suasana (musik yang keras….biar bisa ngebedain tempat)

73.  Togar (apsalpin) : (mukanya udah cape banget) melannn!!! Sayang!!! (ngga dijawab….karena lg pake headshet) melannnn!!!! (mau nangis gitu, ceritanya mau curhat)
74.  tante melan : woiii!! Ada apa sayang? Kenapa honey bunny sweety?? (memeluk tangan togar (apsalpin) dan membawa duduk) tunggu….tunggu… aku ambilin minum dulu (sambil kebelakang)…kenapa sih sayang?? Kok kusut amat tu wajah…hilang tuh kegantengan pangeranku…
75.  Togar (apsalpin) : kita so muak dengan kekacauan di rumah… kita tadi di tampar sama bokap… dikatain binatang, dibilang gigolo… kayak dia ortu yang bener aja!!
76.  Tante melan : (tertawa genit) hahahahaa, emank ngana itu sekarang apa? Bukannya gigolo ku. Hhhhheee. Ngga deh… becanda!! Udahlah… jangan di ambil pusing….jangan terlalu dipikirin. Nikmati aja hidup ini! Minum dulu nih..!! Enakan? Mending kita fly aja sekarang, daripada harus mikirin ngana pe keluarga yang nggak pernah mikirin ngana sama sekali…(sambil bermanja-manja)
77.  Togar (apsalpin) : emank benar..kita pusing kalau mikirin dorang!!! Hhaaahaa…(tertawa keras)btw, tante punya barang baru yah? Bagi donk??
78.  Tante melan :  adalah, untuk pangeranku yang satu ini, apa sih yang nggak disediain…
79.  Togar (apsalpin) : hhhheee…iya tante sayang...tapi…mana nih barangnya?
80.  Tante melan : ada di kamar…jangan make disini aahh….di kamar yuuu..!!
81.  Togar (apsalpin)  : ya udah ayukkk…!! Dunia inikan milik kita berdua, mereka semua ini cuma ngontrak. (tertawa keras) hhhhhhaaaaa. dikamar mereka memakai obat-obatan terlarang itu….hari demi hari dilalui dengan aktivitas seperti itu….narkoba, obat-obatan, alkohol dan sex bebas… sampai akhirnya togar (apsalpin) menjadi pecandu kelas tinggi…badannya habiss…semuanya terlihat memprihatinkan...

Adegan       II
Stage           I
Ditempat lain, teman-teman gereja togar (apsalpin) mendatangi rumahnya…
(di rumah togar (apsalpin))
82.  nando (darno)  + agus (irsandi) : togar (apsalpin)…togar (apsalpin)…
83.  tiur (devi) + dona (heni) : bang togar (apsalpin)…bang togar (apsalpin)..
84.  Mama (yuliana) : (terkejut) ya ampun…. Agus (irsandi), nando (darno), biner (naka), bongguk (ari), dona (heni), tiur (devi)?? Ayo masuk!! Ada apa? Tumben sekali datang kesini… kaget kalian bikin namboru…
85.  nando (darno) : nggak namboru… kita kesini cuman mau ketemu togar (apsalpin)…
86.  bongguk (ari): udah lama dia nggak datang ke imkb namboru…
87.  agus (irsandi) : iya namboru…kemana ajanya lae itu selama ini?
88.  Mama (yuliana) : (wajah sedih) itu lah yang namboru cemaskan….sudah beberapa hari ini juga dia nggak pulang… karena…jujur saja…kemaren dia bertengkar dengan amangboru kalian…habis itu, dia keluar rumah, nggak pulang2x lagi sampe sekarang…
89.  dona (heni) : tapi namboru, udah coba dicari belum ?
90.  Mama (yuliana) : namboru baru sebatas nanya temen2x kuliahnya….belum sempat namboru cari langsung. Namboru sakit kemarin
91.  bongguk (ari) : bah…!! Yang namboru tau,  kira-kira dimana si togar (apsalpin)
92.  Mama (yuliana) : kemarin kata teman2xnya, dia biasa dirumah si cina janda pengusaha kaya itu, yang punya diskotik di mantoz sana…namanya melan kalau namboru nggak salah…tapi namboru nggak tau rumahnya dimana…
93.  agus (irsandi) : ooo, kalau itu saya tau namboru…rumahnya si tante melan itu di citraland sana.
94.  Tiur (devi) : kalau gitu, sekarang kami kesana aja namboru…siapa tau aja bang togar (apsalpin) disana. Sekalian kami mau ngobrol2 ma bang togar (apsalpin).
95.  Mama (yuliana) : wah…terimakasih yah….tolong salamkan ke togar (apsalpin), kalau namboru sangat mencemaskanya. Namboru ingin dia pulang….tolong sekali yah!!
96.  Biner (naka) : kami akan coba namboru, karena kami juga merindukan dia ada ditengah2x kami natal nanti.
97.  Dona (heni) : kami akan berusaha namboru, doakan saja yang terbaik..
98.  Mama (yuliana) : terimakasih sekali lagi, tuhan memberkati kalian
99.  nando (darno) : sama2x namboru, kalau begitu kami pamit dulu namboru.. (agus (irsandi) + nando (darno)  + bongguk (ari) + biner (naka) + dona (heni) + tiur (devi) cium tangan ibunya togar (apsalpin) dan berlalu>keluar kiri panggung )

Babak          IV
Adegan        I
Stage           II
(rumah tante melan) sementara itu, togar (apsalpin) terus terhanyut dengan kenikmatan dunia. Hidupnya semakin berlumuran dengan lumpur dosa. Nafsu birahi sang bulan menguasai hidupnya. Dan perjuangan sahabat2x togar (apsalpin) untuk mencari lokasi tempat tinggal tante melan akhirnya berbuah manis. Setelah mencari-cari rumah tante melan selama 4 jam, akhirnya mereka menemukan rumah tante melan…
100.   nando (darno) + dona (heni) : siang…permisi…tante melan…tante melan …!!!
101.   Tante melan : iya bentar….siapa yah?? Mau cari siapa yahh??
102.   Agus (irsandi) : maaf..ini bener rumah tante melan temennya togar (apsalpin)?? Kita mau ketemu togar (apsalpin), penting banget!! Dia ada disini??
103.   Tante melan : oooo, togar (apsalpin)?? Bentar aku panggilineh, ntar dulu..emang kalian siapanya?
104.   Tiur (devi) : kita temen pelayanannya di amkii
105.   tante melan : apa itu amkii?
106.   Nando (darno) : ooo.. Amkii itu, angkatan muda kemah injil indonesia tante… kita kita ini teman sepelayanan togar (apsalpin) di amkii dan digereja…
107.   Tante Melan: (terkejut) oooohhh, temen pelayanan amkii, gereja!!!! Mau ngajak dia ke gereja yah?? Kita kasih ngoni jempol kalau dia mau nginjek gereja lagi… hahahhaha (tertawa ngejek ) Karena dia tuh udah ancurrrr banget…tapi kalian coba dulu aja dech….. Ntar yahhh!!
108.   Togar (apsalpin):… togar (apsalpin)…!!! Ada malaikat nyari pa ngana,,
109.   Togar (apsalpin) : siapa...? Oooh, ngoni… ngapain ngoni kemari? (sinis)
110.   Bongguk (ari) : (salam + meluk) kita semua kangen pa ngana, bgmn ngana pe kabar bro???Kemana aja sih bro?
111.   Biner (naka) : iya lae, so ndak pernah hadir di pelayanan amkii. Anak anak pada nyariin…!!
112.   Togar (apsalpin) : nggak usah sok care ma aku….aku nggak butuh hal-hal menjijikan kaya gini!!! Ngerti kalian??
113.   Dona (heni) : (kaget) loh…kok abang ngomong begitu?
114.   Tiur (devi) : (wajah sedih) kenapa sih abang sekarang jadi kasar begitu? Abang berubah sekali…
115.   Dona (heni) : kami tau, abang lagi banyak problem, tp abang harus nyerahin ini sama tuhan….ayooo.. Abang harus bangkitt!! Bukan buat siapa2x…tapi buat tuhan…
116.   Togar (apsalpin) : apa?? Tuhan kau bilang?? Tuhan ????? Hahaaa (tertawa keras) bisa ancur kepala ku dengar kata tuhan. Dimana dia saat aku butuh? Dimana hhaa?? Nggak ada… yang ada dia udah buat hidup aku kaya gini….hidup tanpa arti bro… tuhan nggak pernah bantu aku…jadi buat apa aku balik sama tuhan… nggak akan pernah ada harapan…
117.   biner (naka) : bah…udah gawat kau lae…kenapa kau ini lae…
118.   tiur (devi) :  iya bang, kami sedih abang ngomong begitu, ini seperti bukan abang togar (apsalpin) yang aku kenal selama ini!! Berserah bang…berserah sama tuhan…
119.   Togar (apsalpin) : heh…dimana kalian semua saat aku butuh bantuan kalian??? Dimana imkb saat aku butuh?? Kalian hanya sibuk melayani orang2x yang baik-baik…kalian hanya bawa cahaya ke tempat orang yang sudah terang…orang sudah terang, kalian bawa lagi cahaya lagi, kan jadi silau orang itu….Kemarin2x aku butuh terang itu, karena saya berada dalam kegelapan…tapi kalian hanya sibuk dengan orang2x yang sudah terang… anjing semua…!! Seharusnya, kalian bawa terang itu di tempat gelap…supaya kegelapan itu bisa jadi terang jadi..plis jangan buang2x waktu buat ngebujuk aku biar balik lg sama tuhan…ngerti kalian???
120.   Nando (darno) : lae…emang kita nggak bisa bantu lae saat lae butuh bantuan….tapi itu karena lae nggak pernah cerita sama kita, kita udah berusaha menghubungi  lae, tapi nggak pernah ada kabar.
121.   Bongguk (ari) : kita kan bukan tuhan lae…yang selalu ada buat umatnya saat dalam penderitaan… tapi… tuhan juga nggak akan pernah ngasih sesuatu kalau laenya sendiri nggak minta.
122.   Agus (irsandi) : lae….namboru sakit… kangen dia sama lae… namboru mau lae pulang...
123.   Togar (apsalpin) : hah..pulang…!!! Bisa gila aku dirumah itu..
124.   Biner (naka) : yah udahlah kalau lae nggak mau pulang… kami pulang dulu yah lae…ingat lae, namboru lagi sakit…
125.   bongguk (ari) : kami pulang dululah lae…tuhan memberkati lae.
126.   Dona (heni) + tiur (devi) : kami pulang yah bang!!! (pulang>keluar arah panggung kiri)
sepeninggal teman-temannya, togar (apsalpin) sejenak pun merenung. Dia kaget ibunya sakit. Dia tidak tau apa yang harus dia lakukan…
127.   Togar (apsalpin) : (menangis dan berlutut) tuhan….!!!! Apa belum cukup engkau berikan masalah sama aku ??? Apa belum cukup tuhan…?? Sekarang apalagi? Kau belum puas melihat aku sengsara..?? Ayah pemabuk….keluarga hancur….badanku juga udah kotor karena ini semua..?? (nunjukin alkohol, rokok, narkoba). (terus menangis) ampuuuunnnnnn  tuhan….!!!Ampunlah tuhan….!!!!! Sembuhkan mama (yuliana) tuhan…..sembuhkan mama (yuliana) tuhan… karena merasa berdosa dengan apa yang telah ia lakukan, togar (apsalpin) berniat untuk pulang ke rumah, meminta ampun kepada mama (yuliana)nya, dan dia pun berniat akan menceritakan apa yang telah terjadi kepada mama (yuliana)nya. Menceritakan bahwa dia adalah pecandu narkoba,  yang sepertinya mustahil untuk berhenti. Menceritakan bahwa dia sudah terjerumus kedalam pergaulan sex bebas. Hanya niat yang besar untuk mengubah itu semua… dan niat itu sudah terpikir oleh togar (apsalpin) dengan satu ikrar di kayu salib ”saya mau berubah tuhan”

Adegan       II
Stage           I
(rumah togar (apsalpin)) setibanya dirumah, dia melihat ibunya sedang membaca alkitab sambil meneteskan air mata… karena ingin tau apa yang sedang dibaca ibunya, dia memperhatikan ibunya. air matanya terus mengalir. Ibunya masuk kedalam kamar, dan togar (apsalpin) berjalan perlahan menghampiri tempat ibunya membaca alkitab….walaupun dia tidak mengerti namun air mata terus keluar. Ternyata ibunya sudah memperhatikan togar (apsalpin) dari tadi….dia memegang pundak anaknya itu.
128.   Mama (yuliana) : (memeluk sambil menangis) mama (yuliana),merindukan kamu nak…
129.   Togar (apsalpin) : (kaget) mama (yuliana)….!! Maafin aku ma… aku banyak salah sama mama (yuliana)… ampunnni aku ma… (menangis) maaaaaa…!!!!
130.   Mama (yuliana)  : (tanpa banyak bicara, ibu mencium kening anaknya) mama (yuliana) selalu memaafkan mu nak…
131.   Togar (apsalpin) : (mencium tangan ibunya) makasih ma… (mengangkat kepala dan menatap mama (yuliana)nya) mama (yuliana)… tadi aku baca ayat ini… (menunjuk ayat di alkitab) maksudnya apa ma??
132.   Mama (yuliana) : (membaca ayatnya ) “hendaklah engkau setia sampai mati”maksudnya…kita…sebagai umat ciptaannya, harus selalu setia padanya, dalam keadaan senang ataupun sedih. Kita harus yakin, bahwa segala sesuatu yang terjadi, adalah karena kesetiaan kita pada tuhan sampai kita mati…
133.   Togar (apsalpin) : aku mengerti ma, aku akan selalu senantiasa setia pada atuhan karena ia selalu menolong aku dalam keadaan apapun…. Terlebih (memeluk mama (yuliana)nya) tuhan telah mengirimkan mama (yuliana) yang terbaik buat aku…terimakasih tuhan. (nando (darno), agus (irsandi), bongguk (ari), biner (naka), dona (heni) dan tiur (devi) yang sejak tadi sudah mendengar pembicaraan ibu dan anak itu, akhirnya bergabung dan memeluk mama (yuliana) dan togar (apsalpin)) (papa (andro)nya yang sedari tadi mendengar percakapan mereka dari samping rumah pun akhirnya masuk kedalam rumah dengan berlinangan airmata)
134.   papa (andro) : (menangis) mama (yuliana), togar (apsalpin)….maafkan papa (andro) yah…papa (andro) sudah sangat lama menyiksa kalian… papa (andro) sudah sangat berdosa… (togar (apsalpin) dan ibunya pun memeluk papa (andro)nya)
            Percakapan itupun terus berlangsung hingga akhirnya togar (apsalpin) menceritakan kepada ayah dan ibunya bahwa dirinya pecandu narkoba dan sudah terjerumus kedalam kehidupan pergaulan sex bebas…. Raut wajahnya sedih, namun itu semua hilang karena terpancar dari wajah anaknya bahwa dia akan berusaha merubah semua itu… ayah togar (apsalpin) pun bertobat dan togar (apsalpin) kembali melayani tuhan di gereja dan pelayanan amkii. Keluarga togar (apsalpin) dipulihkan sepenuhnya oleh tuhan…. Walau terlihat sulit, namun tidak ada yang mustahil bagi allah… cinta kita terhadap tuhan hendaknya jadi seperti romeo dan juliet…romeo begitu setia terhadap juliet. Sehingga saat juliet mati, romeo pun ikut mati bersama juliet. Tuhan mau mati buat kita…tuhan tak akan pernah meninggalkan kita, terlebih jika kita mau berusaha dan setia sampai mati kepadanya.
amien. Selesai.
(semua pemain keluar, berdiri sambil bergandengan tangan dan menyanyikan lagu:“bagi tuhan, tak ada yang mustahil”)
3.2.  Analisis Maksim Kesopanan dalam drama yang berjudul “Romeo Natal”
a.      Maksim Pelaksanaan
-          Pada percakapan nomor 102 terdapat maksim pelaksanaan (Maaf..ini bener rumah tante Melan temennya Togar?? Kita mau ketemu Togar, penting banget!! Dia ada disini?)
b.     Maksim Kerendahan Hati
-          Dari analisis drama di atas terdapat maksim kerendahan hati pada dialog nomor 48 “Tiur : Hah…kalau aku, yang mana yang baiknya aja kakaknya. Supaya abang itu aktif lagi di gereja”. Dari doaloh tersebut dapat kita lihat bahwa tokoh Devi memiliki kerendahan hati untuk mau mengajak temannya kembali melayani di gereja.
c.      Maksim Kesimpatian
-          Dari analisis drama di atas terdapat maksim kesimpatian pada dialog nomor 115 “Dona : kami tahu, abang lagi banyak problem tapi abang harus nyerahin ini sama Tuhan. Ayo...bang harus bangkit!!!! Bukan siapa2x.. tapi buat Tuhan

3.3.  Analisis Klasifikasi Tindak Tutur Refresentatif, Direktif, Ekspresif, Komisif dan Deklarsi dalam drama yang berjudul “Romeo Natal”
a.      Refresentatif
1.      Pada percakapan nomor 1 terdapat tindak tutur refresentatif yang bersifat menuntut (Togar : Bangkit berdiri dari kursinya, teriak keras sambil berjalan mendekat Betty) Hhhhhoooiii…Wwwooiii…(Wajah marah, menunjuk Betty) Kau..!!Tunggu dulu.. (mendekat ke Betty)Mana uang kembalianku?)
Dialog ini termasuk ke dalam tindak representatif menuntut karena dalam doalog itu tokoh menuntut untuk meminnta uang kembaliannya.
2.      Pada percakapan nomor 13 Tiur terdapat tindak tutur refresentatif yang bersifat menyatakan ((Wajah sedih) Nggak kak Don..Aku hanya bingung saja lihat sikap dan kelakuan Bang Togar beberapa bulan belakangan ini).
Dialog ini termasuk ke dalam tidak tutur representatif menyatakan karena dalam dialog tersebut tokoh bersifat menyakan pendapatnya tentang sikap tokoh lain.
3.      Pada percakapan nomor 16 terdapat tindak tutur refresentatif yang bersifat menunjukkan (Dona : Apa sih…apa sih…!!! Makanya kemaring ngoni 2 baca nih berita ini “Seorang Pemuda Tewas Over Dosis di Kamar Kost, Aduh ngeri yah..?! jd takut kita..)
Dialog ini termasuk ke dalam tindak tutur representatif menunjukkan kerena tokoh memiliki perlakuan menunjukkan berita kapada temannya.
4.      Pada percakapan nomor 25 terdapat tindak tutur refresentatif yang bersifat menyatakan (Agus: aku pernah ke rumahnya, tapi tak pernah ada..).
Dialog ini termasuk dalam tindak tutur representatif menyatakan karena tokoh memberikan informasi berupa pernyataan.
5.      Pada percakapan nomor 44terdapat tindak tutur refresentatif yang bersifat menyatakan (Dona : Hah..Bongkuk…Bongkuk ngana ndak tau apa? Bapaknya tuh pemabok tingkat dewa ..belum ketemu Bang Togar, botol2x udah nempel di jidad mu..!!! ogah ah.. meales aku ngadepin dewa arak itu).
Dialog ini juga termasuk dalam tindak tutur representatif menyatakan.
6.      Pada percakapan nomor 58 terdapat tidak tutur direktif yang bersifat menyatakan (Hebat...hebat yah.. ngga di rumah...ngga dimana, ribut terus...lama-lama gila kau disini)
7.      Pada percakapn nomor 75 terdapat tindak tutur refresentatif yang bersifat menyatakan (kita so muak dengan kekacauan di rumah... kita tadi ditampar sama bokap... dikatain binatang, dibilang gigolo.... kayak dia ortu yang bener aja!!!)
8.      Pada percakapan nomor 84 terdapat tindak tutur refresentatif yang bersifat menyebutkan (ya ampun... agus, nando, biner, bongguk, donna, tiur,??? Ayoo masuk!! Ada apa? Tumben sekali datang kesini... kaget kalian bikin namboru..)
9.      Pada percakapan nomor 88 terdapat tindak tutur refresentatif yang bersifat mengakui ( itulah yang namboru cemaskan...sudah beberapa hari ini juga dia ngga pulang.. karena jujur saja,, karena ia bertengkar dengan amangboru kalian...habis itu, dia keluar rumah, ngga lagi pulang sampai sekarang)
10.  Pada percakapan nomor 92 terdapat tindak tutur refresentatif yang bersifat menyatakan (kemarin kataa teman-temannya, dia biasa dirumah si cina janda pengusaha kaya itu, yang punya diskotik di mantoz sana.. namanya Melan kalau namboru ngga salah,, tapi namboru ngga tau rumahnya dimana...)
11.  Pada percakapan nomor 114 terdapat tindak tutur refresentatif yang bersifat menuntut (kenapa sih Abang sekarang jadi kasar begitu? Abang berubah sekali......)
12.  Pada percakapn nomor 119 terrdapat tindak tutur refresentatif yang bersifat menuntut (heh…dimana kalian semua saat aku butuh bantuan kalian??? Dimana imkb saat aku butuh?? Kalian hanya sibuk melayani orang2x yang baik-baik…kalian hanya bawa cahaya ke tempat orang yang sudah terang…orang sudah terang, kalian bawa lagi cahaya lagi, kan jadi silau orang itu….Kemarin2x aku butuh terang itu, karena saya berada dalam kegelapan…tapi kalian hanya sibuk dengan orang2x yang sudah terang… anjing semua…!! Seharusnya, kalian bawa terang itu di tempat gelap…supaya kegelapan itu bisa jadi terang jadi..plis jangan buang2x waktu buat ngebujuk aku biar balik lg sama tuhan…ngerti kalian???)
b.     Direktif
1.      Pada percakapan nomor 3terdapat tindak tutur direktif yang bersifat memaksa (Togar : (sambil mencoba merampas empat pundi persembahan) uangkulah… tadi kumasukkan Rp.2000 mana kembaliannya Rp.1000?).
Dialog ini termasuk ke dalam tindak tutur direktif memaksa karena di dalam tutura itu terdapar tindakan paksaan untuk meminta uang kembalian persembahanya dan langsung merampas tempat pundi persembahan.
2.      Pada percakpan nomor 5 terdapat tindak tutur direktif yang bersifat memaksa (Togar : Rugi kali aku ngasih Rp.2000, habis uangku (saling merebut pundi di depan jemaat)
Dialog ini termasuk dalam tindak tutur direktif memaksa yang terlihat dari tindakan saling merebut.
3.      Pada percakapn nomor 8 terdapat tindak tutur direktif yang bersifat memberian aba-aba (Penatua : (mendekat ke Togar dan Betty)tunggu, sabar…sabar…janganlah kalian berebut, inikan lagi ibadah…ada apa ruapanya (menatap Betty dan Togar bergantian) (mengajak Togar) ayo Togar, dudukalah… Betty..(menatap Betty)Bawalah persembahan itu..)
4.      Pada percakapn nomor 43 terdapat tindak tutur direktif yang bersifat mengajak (Bongkuk : Aku punya ide…bagaimana kalu kita ke rumah si Togar? Kita Tanya kepada orangtuanya atau siapalah yang ada di rumahnya…syukur2x ada di rumah…gimana?.)
5.      Pada percakapan nomor 49terdapat tindak tutur direktif yang bersifat mengajak (Biner : (Berusaha meyakinkan)Nah…si Tiur mau tuh..Ayolah Dona!!!plisss banget…sama2x kita ke rumahnya. Natar kalau udah apa2 ama dia baru nyesal ngana).
6.      Pada percakapan nomor 62 terdapat tindak tutur direktif yang bersifat menentang (Apa???? Saya binatang, saya gigolo??? Lalu Papa apa?? Papa yang baik?? Iya...!!!! papa adalah orang tua yang sangat sempurna dalam hidup saya)
7.      Pada percakapan nomor 63 terdapat tindak tutur direktif yang bersifat menentang (PUAS???? Masih kurang??? Nih satu lagi..)
8.      Pada percakpaan nomor 66 terdapat tindak tutur direktif yang bersifat menyuruh (pergi dulu kau yah amang biar Mama bicara dulu sama Bapakmu..)
9.      Pada percakapan nomor 68 terdapat tindak tutur direktif yang bersifat menyuruh (keluar kau dari rumah ini...)
10.  Pada percakapan nomor 70 terdapat tindak tutur direktif yang bersifat memohon (sudah Pa.. tolong jangan begini...
11.  Pada percakapan nomor 72 terdapat tindak tutur direktif yang bersifat memohon (Tuhan...lindungilah suami dan anakku)
12.  Pada percakapan nomor 76 terdapat tindak tutur direktif yang bersifat menyarankan (hahahahahahahahah......, emank ngana itu sekarang apa? Bokannya gigoloku. Hhhheeehh. Ngga deh.. becanda!! Udahlah...jangan diambil pusing..... jangan terlalu dipikirin. Nikmati aja hidup ini)
13.  Pada percakapn nomor 96 terdapat tindak tutur direktif yang bersifat meminta (kami akan coba Namboru, kerena kami juga merindukan dia ada ditengah-tengah kami natal nanti)
14.  Pada percakapan nomor 120 terdapat tindak tutur direktif yang bersifatmenyarankan (Lae.......Emang kita nggak bisa membantu lae saat lae membutuh bantuan..............tapi itu karena lae nggak pernah cerita sama kita, kita udah berusaha menghubungi lae, tapi nggak pernah ada kabar.
c.      Ekspresif
1.      Pada percakapn nomor 11 terdapat tindak tutur ekspresif yang bersifat mengkritik (Tiur : (mengejar Togar) Abang..bang Togar..tunggu bang..!!(berhenti dan merenung sedih) kenapa yah si abang Togar itu..jadi tak beres kulihat pikirannya belakangan ini… uang persembahan kok diambil).
2.      Pada percakapan nomor 30 terdapat tindak tutur ekspresif yang bersifat memuji (Nando : Makin cantik aja adik ini… dari mananya kau adik?).
3.      Pada percakapan nomor 59 terdapat tindak tutur yang bersifat direktif menyalahkan (Heehh....Lihat anakmu sibagudung itu....udah besar, tak ada sopannya, makin kurang ajar!!!! Ini semua salahmu...terlalu dimanjakan!!!!)
4.      Pada percakapan  nomor 98 terdapat tindak tutur ekspresif yang bersifat mengucapkan terimakasih (terimakasih sekali lagi, Tuhan memberkati kalian)
5.      Pada percakapn nomor 95 terdapat tindak tutur yang bersifat ekspresif yang bersifat mengucapkan terimahkasih (wah terimakasih yahh,, tolong salamkan ke Togar, kalau namboru sangat mencemaskannya. Namboru ingin dia pulang...tolong sekali yahh!!!)
6.      Pada percakapan nomor 119 terdapat tindak tutur ekspresif yang bersifat mengeluh (HEH........ Dimana kalian semua saat aku butuh bantuan kalian??? Dimana IMKB Saat Aku butuh?? Kalian hanya sibuk melayani orang_orang yang baik-baik..Kalian hanya bawa cahaya ke tempat orang yang sudah terang....Orang sudah terang, kalian bawa lagi cahaya lagi, kan jadi silau orang itu..Kemarin aku butuh terang itu, karena saya berada dalam kegelapan... tapi kalian hanya sibuk dengan orang yang sudah terang....Anjing semua...!! Seharusnya, kalian bawa terang itu di tempat gelap....... supaya kegelapan itu bisa jadi terang jadi..... plis jangan buang waktu buat ngebujuk aku biar balik lagi sama Tuhan......Ngerti kalian???)
7.      Pada percakapan nomor 131 terdapat tindak tutur ekspresif yang bersifat mengucapkan terimakasih (Togar (apsalpin) : (mencium tangan ibunya) makasih ma… (mengangkat kepala dan menatap mama (yuliana)nya) mama (yuliana)… tadi aku baca ayat ini… (menunjuk ayat di alkitab) maksudnya apa ma??)
8.       Pada percakapn nomor 133 terdapat tindak tutur ekspresif yang bersifat mengucapkan terimakasih (Togar (apsalpin) : aku mengerti ma, aku akan selalu senantiasa setia pada atuhan karena ia selalu menolong aku dalam keadaan apapun…. Terlebih (memeluk mama (yuliana)nya) tuhan telah mengirimkan mama (yuliana) yang terbaik buat aku…terimakasih tuhan. (nando (darno), agus (irsandi), bongguk (ari), biner (naka), dona (heni) dan tiur (devi) yang sejak tadi sudah mendengar pembicaraan ibu dan anak itu, akhirnya bergabung dan memeluk mama (yuliana) dan togar (apsalpin)) (papa (andro)nya yang sedari tadi mendengar percakapan mereka dari samping rumah pun akhirnya masuk kedalam rumah dengan berlinangan airmata)
d.     Komisif
1.      Pada percakapn nomor 21 terdapat tindak tutur komisif mengancam (Dona : Awas yah kalau bercanda lagi…(mata membelalak)).
2.      Pada percakapan nomor 133 terdapat tindak tutur komisif yang bersifat berjanji (Aku mengerti Ma, aku akan selalu senantiasa setia pada Tuhan karena ia selalu menolong aku dalam keadaan apapun...Terlebih (memeluk mama (yuliana)Nya) Tuhan telah mengirimkan Mama(yuliana) yang terbaik buat aku...Terimakasih Tuhan.)
e.      Deklarasi
1.      Pada percakapan nomor 69 terdapat tindak tutur deklarasi yang bersifat memutuskan (iya..aku keluar dari rumah ini!!!)
2.      Pada percakapn nomor 78 terdapat tindak tutur deklarasi yang bersifat  mengangkat (adalah,, untuk pangeranku yang satu ini, apa sih yang ngga disediain...)
3.      Pada percakapan nomor 50 terdapat tindak tutur deklarasi yang bersifat  memutuskan (Dona : (Rada mikir) Ya sudahlah…yuk kita ke  rumahnya…tapi jangan sekarang…besok aja yah…sekarang mendingan kita balik, udah malam..yukkk!!!).
4.   Pada percakapan nomor 129 dan 130 terdapat tindak tutur deklarasi yang bersifat memaafkan (Togar (apsalpin) : (kaget) mama (yuliana)….!! Maafin aku ma… aku banyak salah sama mama (yuliana)… ampunnni aku ma… (menangis) maaaaaa…!!!!) dan (Mama (yuliana)  : (tanpa banyak bicara, ibu mencium kening anaknya) mama (yuliana) selalu memaafkan mu nak…)

3.4.  Analisis Tindak Tutur Lokusi, Ilokusi dan Perlokusi dalam drama yang berjudul “Romeo Natal”  
1.      Lokusi (dialog no. 1) : “Togar : …..(mendekat kepada Betty) Mana uang kembalianku?”
Ilokusi : Togar memberikan pernyataan dengan maksud agar Betty memberika uang kembalian persembahannya.
Perokusi (dialog no. 2) : “Betty : (mendekat dan berhadap-hadapan dengan Togar) uang kembalian apa ito? (menatap tajam ke mata Togar) inikan persembahan”.
2.      Lokusi (dialog no.8) : “Penatua : (mendekat ke Togar dan Betty) tunggu, sabar…sabar…janganlah kalian berebut, inikan lagi ibadah…ada apa ruapanya (menatap Betty dan Togar bergantian) (mengajak Togar) ayo Togar, dudukalah… Betty..(menatap Betty)Bawalah persembahan itu..”
Ilokusi : Penatua memberikan pernyataan dengan maksud agar Togar dan Betty tidak berebut pundi persembahan dalam acara ibadah itu.
Perlokusi (dialog no. 9) : “Betty : iya amang (berbalik dan pergi ke depan)”
3.      Lokusi (dialog no. 16) : “Dona : Apa sih…apa sih…!!! Makanya kemaring ngoni 2 baca nih berita ini “Seorang Pemuda Tewas Over Dosis di Kamar Kost” Aduh ngeri yah..?! jd takut kita..”
Ilokusi : Dona menunjukkan sebuah berita dengan maksud bahwa dirinya takut ketika membaca berita itu.
Perlokusi (dialog no. 17) : “Nando : (menatap Dona) takut kiapa? Takut bentar lagi ngan jadi korban selanjutnya???”Seorang Wanita Muda Bernama Dona OD di Toilet Kampus”……..Hahahahahaaaa….”
4.      Lokusi (dialog no. 68) : “Papa (Andro): Bagus(Irsandi)...keluar kau dari rumah ini...!!!
Ilokusi : Papa (Andro) mengatakan dan menginformasikan kepada Togar dengan maksud menyuruh Togar untuk keluar dari rumah
Perlokusi (dialog no.69) : “Iya...aku keluar dari rumah ini...!!”
5.      Lokusi (dialog no. 122) : “Agus: Lae...Namboru sakit, kangen dia sama lae, Namboru mau lae pulang
Ilokusi : maksud dari pernyataan Agus adalah agar Togar mau pulang melihat Ibunya.
Perlokusi (dialog no. 123): “Togar: hahh pulang!!!! Bisa gila aku dirumah. Dalam hal ini perlokusinya tidak  memiliki respon dari lawan tutur atau informasi itu tidak mempengaruhi lawan tutur.
6.      Lokusi (dialog no.132): “Mama (yuliana): (membaca ayatnya) hendaklah engkau setia sampai mati maksudnya kita sebagai umat ciptaannya, harus selalu setia padanya, dalam keadaan senang ataupun sedih. Kita harus yakin, bahwa segala sesuatu yang terjadi, adalah karena kesetiaan kita pada tuhan sampai kita mati…”
Ilokusi : maksud dari tuturan ilokusi tersebut adalah agar Togar agar tetap setia kepada Tuhan sampai mati.
Perlokusi (dialog no.133) : Togar (apsalpin) : aku mengerti ma, aku akan selalu senantiasa setia pada atuhan karena ia selalu menolong aku dalam keadaan apapun…. Terlebih (memeluk mama (yuliana)nya) tuhan telah mengirimkan mama (yuliana) yang terbaik buat aku…terimakasih tuhan. (nando (darno), agus (irsandi), bongguk (ari), biner (naka), dona (heni) dan tiur (devi) yang sejak tadi sudah mendengar pembicaraan ibu dan anak itu, akhirnya bergabung dan memeluk mama (yuliana) dan togar (apsalpin)) (papa (andro)nya yang sedari tadi mendengar percakapan mereka dari samping rumah pun akhirnya masuk kedalam rumah dengan berlinangan airmata)





BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Pragmatik adalah studi tentang makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar  (speech situations) yang meliputi unsur-unsur penyapa dan yang disapa, konteks, tujuan, tindak ilokusi, tuturan, waktu, dan tempat. Dalam kajian pragmatik terdapat maksim, tindak tutur dan klasifikasi tindak tutur. Ada beberapa macam maksim namun dalam analisis dlam drama yang berjudul Romeo Natal menganalisis maksim kesopanan, maksim kesopanan dibagi atas 6 yaitu maksim pelaksanaan, maksim kebijaksanaan, maksim penerimaan, maksim kerendahan hati,maksim kecocokan dan maksim kesimpatian. Tindak tutur ada 3 bagian yaitu lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Dan klasifikasi tindak tutur dapat dibagi juga dalam 5 bagian yaitu refresentatif, direktif, ekspresif, komisif dan deklarasi. Hasil analisis yang kami lakukan dalam drama yang berjudul drama Romeo Natal yaitu jika dilihat dari maksim maka jumlah maksim pelaksanaan adalah 1, jumlah maksim kerendahan hati adalah 1 dan jumlah maksim kesimpatian adalah 1. Jika dilihat dari tindak tutur lokusi, ilokusi dan perlokusi memiliki jumlah 3 macam. Jika dilihat dari klasifikasi tindak tutur memiliki jumlah refresentatif ada 12 macam, jumlah direktif ada 14 macam, jumlah direktif ada 8 macam, jumlah komisif ada 2 macam dan jumlah deklarasi 4 macam.












DAFTAR PUSTAKA
Edisuryadimaranaicindo.2012.AspekAspekPragmatik:TindakTutur,praanggapan,danimplikatur.[online].Tersedia:https://edisuryadimaraindo.wordpress.com. Html [12 nov 2015]
Hafizah, Azka.2014. prinsip-kerjasama-cs-prinsip-kesopanan-sebuah-analisis-pramatik-terhadap-tuturan-masyarakat-sunda.[online].Tersedia: https://azkahafizah.wordpress.com. Html[12 nov 2015]
Nitaanggrerompas.2011.prag-matik-pengertian-dan-aspek.[online].Tersedia: http://nitaanggrerompas.blogspot.co.id. Html[12 nov 2015]
Bastra, Indra.2012.pengertianpragmatik.[online].Tersedia:http://indrabastra.blogspot.co.id Html[12 nov 2015]