BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Tindak tutur (speech art) merupakan unsur pragmatik
yang melibatkan pembicara, pendengar atau penulis pembaca serta yang
dibicarakan. Dalam penerapannya, tindak tutur digunakan oleh beberapa disiplin
ilmu. Dilihat dari sudut penutur, maka bahasa itu berfungsi personal atau pribadi
(fungsi emotif). Maksudnya, si penutur menyatakan sikap terhadap apa yang
dituturkannya. Si penutur bukan hanya mengungkapkan emosi lewat bahasa, tetapi
juga memperlihatkan emosi itu sewaktu menyampaikan tuturannya. Dalam hal ini,
pihak si pendengar juga dapat menduga apakah si penutur sedih, marah atau
gembira. Dilihat dari segi pendengar atau lawan bicara, maka bahasa itu
berfungsi direktif, yaitu mengatur tingkah laku pendengar. Dalam hal ini,
bahasa itu tidak hanya membuat pendengar melakukan sesuatu, tetapi melakukan
kegiatan sesuai dengan yang diinginkan oleh si pembicara. Hal ini dapat
dilakukan si penutur dengan menggunakan kalimat-kalimat yang menyatakan
perintah, himbauan, permintaan, maupun rayuan.
Jika dikaitkan antara
penutur dan lawan bicara akan terbentuk suatu tindak tutur dan peristiwa tutur.
Peristiwa tutur ini pada dasarnya merupakan rangkaian dari sejumlah tindak
tutur yang terorganisasikan untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan tersebut
merupakan isi pembicaraan. Secara analitis tindak tutur dapat dipisahkan
menjadi 3 macam bentuk, antara lain: (1) Tindak lokusi (lecutionary act), yaitu kaitan suatu topik dengan satu keterangan
dalam suatu ungkapan, serupa dengan hubungan ‘pokok’ dengan ‘predikat’ atau
‘topik’ dan penjelasan dalam sintaksis. (2) Tindak ilokusi (illecitionary act), yaitu pengucapan suatu pernyataan, tawaran,
janji pertanyaan dan sebagainya, (3) Tindak perlokusi (perlocutionary act), yaitu hasil atau efek yang ditimbulkan oleh
ungkapan itu pada pendengar, sesuai dengan situasi dan kondisi pengucapan
kalimat itu.
Berkaitan dengan tindak
tutur, pada makalh ini akan dianalisis tindak tutur, klasifikasi tindak tutur
dan maksim kesopanan dalam dialog drama yang berjudul “Romeo Natal”
1.2.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana maksim kesopanan pada teks drama yang berjudul “Romeo Natal”?
2. Bagaimana klasifikasi tindak tutur
refersentatif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklarasi dalam teks drama
yang berjudul “Romeo Natal”?
3.
Bagaimana tindak tutur lokusi, ilokusi dan perlokusi pada teks drama yang
berjudul “Romeo Natal”?
1.3.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui maksim kesopanan dalam
drama yang berjudul “Romeo Natal”
2.
Untuk mengetahui klasifikasi tindak
tutur refresentatif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklarasi pada teks
drama yang berjudul “Romeo Natal”
3.
Untuk mengetahui tindak tutur lokusi,
lokusi, dan perlokusi pada teks drama yang berjudul “Romeo Natal”
1.4.
Manfaat Penulisan
1.
Bagi mahasiswa jurusan bahasa indonesia,
makalah ini dapat digunakan sebagai referensi atau bahan penunjang kegiatan
perkuliahan. Makalah ini dapat membantu kesulitan dalam menemukan referensi
yang tepat mengenai kajian prgmatik khususnta tindak tutur dan maksim kesopanan
dalam teks drama.
2.
Bagi dosen, makalah ini dapat dijadikan
sebagai bahan kajian untuk memberikan pengajaran tentang prgmatik khususnya
tindak tutur dan maksim kesopanan dalam teks drama.
3.
Bagi masyarakat,makalah ini dapat
dijadikan sebagai penambah pengetahuan mengenai pragmatik khususnya tindak
tutur dan maksim kesopanan dalam teks drama.
BAB
II
LANDASAN
TEORITIS
2.1.
Pengertian Pragmatik menurut Para Ahli
Menurut Leech (1993:8), Pragmatik adalah studi
tentang makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar (speech
situations) yang meliputi unsur-unsur penyapa dan yang disapa, konteks, tujuan,
tindak ilokusi, tuturan, waktu, dan tempat.
Menurut Yule (1996:3) menyebutkan empat definisi pragmatik,yaitu:
(1) Bidang
yang mengkaji makna penutur;
(2) Bidang
yang mengkaji makna menurut konteksnya;
(3) Bidang
yang melebihi kajian tentang makna yang diujarkan, mengkaji makna yang
dikomunikasikan atau terkomunikasikan oleh pembicara; dan
(4) Bidang
yang mengkaji bentuk ekspresi menurut jarak sosial yang membatasi participan
yang terlibat dalam percakapan tertentu.
Menurut Levinson (1987:1) mengatakan bahwa pragmatik adalah ilmu yang
mempelajari hubungan anatara lambang dengan penafsirannya.
Pragmatik juga diartikan sebagai syarat-syarat
yang mengakibatkan serasi-tidaknya pemakaian bahasa dalam komunikasi;
aspek-aspek pemakaian bahasa atau konteks luar bahasa yang memberikan sumbangan
kepada makna ujaran (Kridalaksana, 1993: 177).
Menurut Verhaar (1996: 14), pragmatik merupakan
cabang ilmu linguistik yang membahas tentang apa yang termasuk struktur bahasa
sebagai alat komunikasi antara penutur dan pendengar, dan sebagai pengacuan
tanda-tanda bahasa pada hal-hal “ekstralingual” yang dibicarakan.
Purwo (1990: 16) mendefinisikan pragmatik
sebagai telaah mengenai makna tuturan (utterance) menggunakan makna yang
terikat konteks. Sedangkan memperlakukan bahasa secara pragmatik ialah
memperlakukan bahasa dengan mempertimbangkan konteksnya, yakni penggunaannya
pada peristiwa komunikasi (Purwo, 1990: 31).
Menurut
kelompok kami Pragmatik adalah ilmu yang mempelajari bahasa secara eksternal
yang pemakaiannya harus dikaitkan dengan konteks agar makna dalam tuturan itu
dapat dipahami dengan baik. Jika konteksnya tidak diketahui maka pengertian
makna itu akan memiliki perbedaan pendapat dari beberapa orang.
2.2.
Tindak Tutur dan Klasifikasi Tindak Tutur
Tindak
tutur terdapat 3 macam yaitu:
1.
Tindak Tutur Lokusi
Tindak
tutur lokusi yaitu tindak mengucapkan sesuatu dengan kata dan kalimat sesuai
dengan makna di dalam kamus dan menurut kaidah sintaksisnya. Tindak lokusi
adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu. Tindak tutur ini sering disebut
sebagai The Act of Saying Something. Fokus lokusi adalah makna tuturan yang
diucapkan, bukan mempermasalahkan maksud atau fungsi tuturan itu.
2.
Tindak Tutur Ilokusi
Tindak
ilokusi adalah tindak tutur yang berfungsi untuk mengatakan atau
menginformasikan sesuatu dan dipergunakan untuk melakukan sesuatu. Tindak tutur
ilokusi merupakan tindak tutur yang terkait dengan maksud yang hendak
disampaikan oleh pembicara. Tindak ilokusi disebut juga sebagai The Act of
Doing Something. Ilokusi merupakan tindak tutur yang mengandung maksud dan
fungsi atau daya tuturan. Pertanyaan yang diajukan berkenaan dengan tindak
ilokusi adalah “untuk apa ujaran itu dilakukan” dan sudah bukan lagi dalam
tataran “apa makna tuturan itu?
3.
Tindak tutur perlokusi
Tindak
tutur perlokusi yaitu tindak tutur yang pengujarannya dimaksudkan untuk
mempengaruhi mitra tutur. Tindak perlokusi disebut sebagai The Act of
Affecting Someone. Sebuah tuturan yang diutarakan seseorang sering kali
mempunyai daya pengaruh atau efek bagi yang mendengarnya. Efek yang timbul ini
bisa sengaja maupun tidak sengaja. Tindak tutur yang pengujaran dimaksudkan
untuk memengaruhi mitra tutur inilah merupakan tindak perlokusi.
Klasifikasi Tindak Tutur Ilokusi
1)
Tindak tutur representatif
Tindak
tutur representatif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya akan kebenaran
atas sesuatu yang diujarkan. Yang termasuk ke dalam jenis tindak tutur ini
adalah tuturan-tuturan menyatakan, menuntut, mengakui, melaporkan, menunjukkan,
menyebutkan, memberikan kesaksian, dan berspekulasi.
2) Tindak tutur direktif
Tindak
tutur direktif adalah tindak tutur yang dilakukan oleh penutur dengan maksud
agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan di dalam tuturan itu.
Tuturan-tuturan yang termasuk jenis tindak tutur direktif adalah: memaksa,
mengajak, meminta, menyuruh, menagih, mendesak, memohon, menyarankan,
memerintah, memberi aba-aba, dan menantang.
3) Tindak tutur ekspresif
Tindak
tutur ekspresif adalah tindak tutur yang diujarkan penutur dimaksudkan sebagai
evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam tuturan itu. Yang termasuk jenis
tindak tutur ini adalah tuturan-tuturan memuji, mengucapkan terima kasih,
mengkritik, mengeluh, menyalahkan, mengucapkan selamat, dan menyanjung.
4) Tindak tutur komisif
Tindak
tutur komisif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melaksanakan
sesuatu yang disebutkan di dalam tuturannya. Tuturan yang termasuk jenis tindak
tutur komisif adalah berjanji, bersumpah, mengancam, penolakan dan menyatakan
kesanggupan.
5) Tindak tutur deklarasi
Tindak
tutur deklarasi adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk
menciptakan hal (status, keadaan, dan sebagainya) yang baru. Tuturan-tuturan
dengan maksud mengesahkan, memutuskan, membatalkan, melarang, mengizinkan,
mengabulkan, mengangkat, menggolongkan, mengampuni, dan memaafkan termasuk jenis tindak tutur
deklarasi.
2.3.
Konteks
Pentingnya
konteks dalam pragmatik karena pragmatik mengkaji makna yang terikat konteks
yang menegaskan bahwa pragmatik berkaitan dengan interpretasi suatu ungkapan
yang dibuat mengikuti aturan sintaksis tertentu dengan car menginterpretasi
ungkapan tersebut tergantung pada kondisi-kondisi khusus penggunaan ungkapan
tersebut dalam konteks. Istilah konteks didefenisikan oleh Mey (1993:38)
sebagai situasi lingkungan dalam arti luas yang memungkinkan peserta pertuturan
untuk dapat berinteraksi, dan yang membuat ujaran mereka dapat dipahami. Dengan
kata lain konteks adalah suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau
menambah kejelasan makna situasi yang ada hubungannya dengan suatu kejadian,
konteks ini meliputi situasi, cara, tujuan, penutur, petutur, tempat, waktu,
dan sarana segala sesuatu yang terlibat dalam ujaran tersebut.
2.4. Jenis Maksim Kesopanan
Dalam pragmatik terdapat beberapa maksim salah satunya adalah
maksim kesopanan yang terbagi atas 6 jenis yaitu:
a. Maksim
kebijaksanaan
Maksim
ini diutarakan dalam tuturan impositif dan komisif. Maksim ini menggariskan
setiap peserta pertuturan untuk meminimalkan kerugian orang lain atau
memaksimalkan keuntungan bagi orang lain. Dalam hal ini Leech (dalam Wijana,
1996)mengatakan bahwa semakin panjang tuturan seseorang semakin besar pula
keinginan orang itu untuk bersikap sopan kepada lawan bicaranya. Demikian pula
tuturan yang diutarakan secara tidak langsung lazimnya lebih sopan dibandingkan
dengan tuturan yang diutarakan secara langsung.
b. Maksim kemurahan
b. Maksim kemurahan
Maksim
kemurahan menuntut setiap peserta pertuturan untuk memaksimalkan rasa hormat
kepada orang lain, dan meminimalkan rasa tidak hormat kepada orang lain.
c. Maksim
penerimaan
Maksim
penerimaan diutarakan dengan kalimat komisif dan impositif. Maksim ini mewajibkan
setiap peserta tindak tutur untuk memaksimalkan kerugian bagi diri sendiri, dan
meminimalkan keuntungan diri sendiri.
d. Maksim kerendahan hati
d. Maksim kerendahan hati
Maksim
kerendahan hati berpusat pada diri sendiri. Maksim ini menuntut setiap peserta
pertuturan untuk memaksimalkan ketidakhormatan pada diri sendiri, dan
meminimalkan rasa hormat pada diri sendiri.
e. Maksim kecocokan
e. Maksim kecocokan
Maksim
kecocokan menggariskan setiap penutur dan lawan tutur untuk memaksimalkan
kecocokan diantara mereka, dan meminimalkan ketidakcocokan di antara mereka.
f. Maksim
kesimpatian
Maksim
ini diungkapkan dengan tuturan asertif dan ekspresif. Maksim kesimpatian
mengharuskan setiap peserta pertuturan untuk memaksimalkan rasa simpati, dan
meminimalkan rasa antipati kepada lawan tuturnya. Jika lawan tutur mendapatkan
kesuksesan atau kebahagiaan, penutur wajib memberikan ucapan selamat. Bila
lawan tutur mendapat kesusahan, atau musibah penutur layak berduka, atau
mengutarakan bela sungkawa sebagai tanda kesimpatian.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.
Teks Drama
Judul : Romeo Natal
Penulis
naskah : Simon siagian
Sutradara
: Simon siagian
Seorang pemuda, togar (apsalpin), yang sebelumnya
aktif di pelayanan gereja akhirnya terjatuh kedalam dosa. Kejatuhannya kedalam lumpur
dosa, karena keadaan keluarganya yang berantakkan. Penyebabnya, sang ayah
seorang yang suka mabuk-mabukan.disaat hatinya sedang goyah, togar (apsalpin) berkenalan dengan
seorang janda cantik dan kaya raya. Perkenalannya ini malah membuat togar (apsalpin) lebih terjerumus lagi
kedalam lumpur dosa. Alkohol, rokok dan kehidupan sex bebas, dengan berprofesi
sebagai seorang gigolo, menjadi pilihan jalan hidup yang dilakoni togar (apsalpin).
Setelah sekian lama
tak kelihatan, teman-teman dan sahabat togar
(apsalpin) (agus (irsandi), nando (darno), bongguk (ari), biner (naka),
dona (heni), tiur (devi) dan betty) di pelayanan gerej,a menyadari ketidakhadiran
togar (apsalpin) lagi
ditengah-tengah mereka.dengan penuh rasa kasih, mereka mencari tahu keberadaan togar (apsalpin), lewat keluarga dan
teman-teman togar (apsalpin) lainnya.
Usaha mereka mencari tahu keberadaan togar
(apsalpin) menemui titik terang.
Akhirnya mereka bisa menemui togar (apsalpin) yang sedang berada
dirumah tante melan (imelda).
Mereka pun mencoba membujuk togar (apsalpin), namun usaha mereka sepertinya
sia-sia. Namun, begitu togar (apsalpin)
mendengar kalau ibunya sakit, togar
(apsalpin) merasa, kalau cobaan dari tuhan sangat berat. Dengan niat
yang tulus untuk bertobat, akhirnya, togar (apsalpin) pun berlutut di pangkuan
ibunya dan memohon ampun. Selanjutnya, togar
(apsalpin) pun kembali kejalan tuhan.
Tante melan
(imelda g.)Ditinggalkan, alkohol, narkoba pun menjadi masa lalu. Bertobatnya togar (apsalpin), membuat hati ayah
nya pun kembali kejalan yang benar. Pertobatan ayah togar (apsalpin) dan togar
(apsalpin) pun menjadi sebuah berkat. Keluarga togar (apsalpin) dipulihkan sepenuhnya oleh tuhan.
Peran dan karakter
1. Togar (apsalpin) : tokoh utama, ber
karakater keras
2. Betty(susi) : lemah lembut dan
aktif di pelayanan gereja
3. Penatua (suterno)
: penatua di gereja
4. Agus (irsandi)
: ketua amkii
5. Nando (darno)
:
pintar main gitar
6. Bongguk (ari)
: cuek dan lucu
7. Biner (naka)
: lucu dan seperti bingo-bingo
8. Dona (heni) : lemah lembut dan suka
pelayanan
9. Tiur (devi)
: tomboy, cuek dan paling muda
10. Papa (andro)
: keras dan pemabuk
11. Mama (yuliana)
:
lemah lembut dan sangat takut akan tuhan
12. Tante
melan(imel) : janda cantik, pengusaha diskotik yang kaya senang anak2
muda dan senang pakai narkoba
Babak I
Adegan I
Stage O
(Suasana sebuah ibadah di gereja, sementara persembahan) (Selesai lagu persembahan, betty, seorang petugas pengumpul persembahan di baris tengah jalan pelan menuju kedepan)
1. Togar (apsalpin) : (bangkit berdiri dari kursinya, teriak keras sambil
berjalan mendekat betty) hhhhhhoooiiiiiii…wwwooooiiiii….(wajah
marah, menunjuk betty) kau..!!
Tunggu dulu.. (mendekat ke betty) mana
uang kembalianku..??
2. Betty : (mendekat dan berhadap-hadapan dengan togar
(apsalpin)) uang kembalian apa ito? (menatap tajam ke togar (apsalpin)) inikan
persembahan
3. Togar (apsalpin) : (sambil mencoba merampas tempat
pundi persembahan) uangkulah….tadi
kumasukkan rp 2000 mana kembaliannya rp1000...?
4. Betty : kembalian..?? Ito…. Inikan persembahan (menatap tajam ke togar (apsalpin)), kok pake ngambil uang kembalian??
5. Togar (apsalpin) : rugi kali aku ngasih rp 2000, habis uangku (saling berebut pundi persembahan di depan jemaat)
6.
Betty :(menatap tajam ke togar (apsalpin)) lucu kali ito ini… ngasih persembahan buat tuhan dibilang rugi..
7.
Togar (apsalpin) : ya iyalah…rp
1000 kan cukup…itukan sudah tradisi… pacar, baju dan pendeta boleh ganti… tapi
satu yang tidak berubah… (menunjuk ke jemaat) persembahan orang2x ini
tetap rp 1000…(tertawa keras) hhhhaaaaa… hhhhaaaaa…(seorang
penatua datang menghampiri>masuk dari kanan stage)
8.
penatua : (mendekat ke togar (apsalpin) dan betty) tunggu,
sabar… sabar… janganlah kalian ribut, inikan lagi ibadah…. Ada apa rupanya (menatap betty dan togar (apsalpin)
bergantian : 2x)
(mengajak togar (apsalpin) duduk)... Ayo togar
(apsalpin), duduklah dulu…. Betty.. (menatap
betty) bawalah persembahan
itu…
9. Betty : iya amang… (berbalik dan pergi kedepan) (dilanjutkan
doa penyerahan persembahan, petugas berdiri di depan dan
ibadah selesai amin)
Adegan II
(pundi persembahan diletakkan di
tempatnya)
10. Togar (apsalpin) :
(bangkit dan berjalan
menuju tempat diletakkannya pundi persembahan) (teriak-teriak) aku mau
ambil uangku… tak ada lagi uangku… (meraba pundi) hhhhaaa…hhhaaaa…
lumayan, ini untuk beli rokok.. (mengangkat
uang rp 50.000 dan meninggalkan gereja>keluar pintu kiri stage)(seorang
wanita bernama tiur (devi) datang)
11. Tiur (devi) : (mengejar togar (apsalpin)) abang.. Bang togar (apsalpin)…tunggu bang..!!
(berhenti dan merenung sedih) kenapa yah si abang togar (apsalpin) itu…
jadi tak beres kulihat pikirannya belakangan ini… uang persembahan kok diambil…(datang seorang sahabat menghampiri)
12. Dona (heni) :
(duduk disamping tiur
(devi)) kiapa ngana tiur (devi)…rupa sedih sekali…kiapa tadi ngana teriak-teriak
panggil bang togar (apsalpin)…
13. Tiur (devi) : (wajah sedih) nggak kak don..aku hanya bingung aja lihat
sikap dan kelakuan bang togar (apsalpin) beberapa bulan belakangan ini…
Narasi :
Kehidupan dunia sudah rusak sama sekali. Kehidupan manusia
terpuruk. Nafsu birahi sang bulan meracuni setiap kehidupan. Mereka tak lagi
takut. Mereka tak lagi mengenal surga. Manusia menganggap hidup di dunia lebih
dari segala tuhan. Berkat nya selalu diminta. Tapi, berkat hanya sebagai
penyiram dosa, yang tumbuh bak alang-alang di padang sabana. Manusia sama
sekali sudah rusak. Kesuksesan sebagai jalan pintas menuju neraka. Iblis
melayani manusia dengan gemerlap duniawi. Manusia menganggap semua benar. Tuhan
hanya sekedarnya. Tak perlu firman, tak ada lagi iman. Terang menerangi tempat
yang terang. Kegelapan tetap gelap. Karena nafsu sang nur hanya buat sang
matahari. Tapi dia tetap mati di kayu
salib. Dia tetap setia dia rela mati buat kita.
Babak II
Adegan I
Stage II
Beberapa hari kemudian setelah kejadian
itu, disebuah tempat, berkumpulah para pemuda-pemudi yang sangat aktif dalam
kegiatan pelayanan kerohanian dan paduan suara di sebuah organisasi pelayanan.
Mereka adalah mahasiswa-mahasiswa yang sedang menuntut ilmu.
Hampir dalam setiap pelayanan mereka selalu kompak, namun
beberapa bulan belakangan ini, togar (apsalpin), salah satu anggota paduan
suara yang aktif, sudah bertingkah lain dari biasanya, bahkan mulai jarang hadir
di ibadah dan kegiatan pelayanan lainnya. Dan suatu ketika ,beberapa
dari teman togar (apsalpin) sedang membicarakannya… (suasana : 5 orang dalam posisi bebas, biar gak keliatan garing si
nando (darno) + agus (irsandi) nyanyi 1 lagu batak “………………”dengan main
gitar….jangan lupa nyanyi dan main gitarnya..!!)
14. Dona (heni) : (sambil baca majalah, majalah
kristen) (kaget) ya tuhan, nando
(darno), gus…!!Coba ngana liat liat ini!!! Sini cepat..!!!
15.
Agus (irsandi) : (tetap asyik maen gitar) apaan sihh…???
16. Dona (heni) :
apa sihh…apa sih…!!!
Makanya kemari ngoni 2 baca nih berita ini ”seorang pemuda tewas over dossis di
kamar kost” aduh ngeri yah..?! Jd takut kita…
17. Nando (darno) : (menatap dona (heni)) takut kiapa??? Takut bentar lagi ngana jadi
korban selanjutnya???
”seorang wanita muda
bernama dona (heni) od di dalam toilet kampus”…… hahahahahaahaaaa…. (tertawa puas)
18.
dona (heni) : (wajah kesal) wah sialan
ngana ini…!!! Lama lama kita mo kuti ngana pe mulut itu…!!! Nggak bisa diajak
ngomong serius ngana ini…..
19. agus (irsandi) : (tertawa) hhhheee janganlah marah2x itonan, becandanya si nando (darno) itu…
20. biner (naka) :
(menatap dona (heni)) jangan taru kira
kwak…takut kiapa so ngana??? Why???
21. Dona (heni) :
awas yah kalau becanda
lagi…(mata
membelalak) (agus (irsandi), nando (darno), biner (naka) dan bongguk (ari)
tetap main gitar, tidak memperdulikan lagi dona (heni))
22. dona (heni) : woiii…teringatnya, kemana yah bang togar (apsalpin)… kemana
yah si abang itu... Kangen juga ma dia. Udah lama nggak kelihatan di gereja. (rada menghayal) kangen ketawa
ngakakya semuanya lah
23. bongguk (ari) :iya yah….kemana tuh anak kita juga kangen lama nggak ada
kabar, ehh muncul
kemarin di gereja
malah bikin keributan.
24. Nando (darno) : kenapa yah tu anak? Raib kemana lagi dia? Aku sms nggak
di balas
25. Agus (irsandi) : aku pernah kerumahnya, tapi tak pernah ada..
26. Dona (heni) : heh…aku nelpon pun nggak diangkat apalagi ngana nando
(darno), hanya nge sms .nggak akan pernah dibalas..
27. Bongguk (ari) : yang pentingkan kita udah berusaha… (tersenyum) (tiba-tiba datanglah seorang teman mereka lagi>masuk
dari kiri panggung)
28. tiur (devi) : (masuk sambil menyalam nando
(darno) + agus (irsandi) + dona (heni)) horas…horas….malam…lagi ngapain bang…bgmn kabar abang2xnya…?
29. Nando (darno) + agus (irsandi): kabar baik adiknya…
30. nando (darno): makin cantik aja adiknya ini…darimananya kau adiknya..??
31. Dona (heni) : nah..kebetulan nih si tiur (devi) udah datang…darimana aja
dek..??
32. Tiur (devi) : wwwuuiihhhh..gombal nih si abang…baru dari kampus bang,
kak… biasalah, banyak tugas di kampus…mana yang lain kak..?
33. Nando (darno) : nah..ini yang sementara kita bincangkan tiur (devi)….
Tentang bang togar (apsalpin) itu, tak pernah lagi datang ke gereja.
34. Agus (irsandi) : lama nggak kelihatan, eehh…muncul di gereja hari minggu
kemarin, malah aneh, bikin rebut pula lagi dan sekarang hilang lagi..
35. Tiur (devi) : iya yah bang…kenapa yah tuh si abang?? Sekarang kemana lagi
yah dia? Berubah sekali..
36. Dona (heni) : aku juga nggak tau… kalau ke gereja, sudah lama dia tidak
melayani… nggak tau kenapa? Apa dia ada sakit hati yah dengan anggota atau
pengurus amkii yah..?
37. Biner (naka) : atau ada ribut dengan panitia natal..??
38. Bongguk (ari) : kalau ribut nggak mungkinlah…. Bagus (irsandi)2x nya
abang itu dengan amkii dan ketupat natal…
39. biner (naka) : apa lagi ketupat natal itu bro…
40. bongguk (ari) : bah…yang tak pernah makan indominya lae ini… ketupat
natal itu…. Ketua panitia natal….. Itu si lae tambunan
41. dona (heni) : sudah…sudah…bgmn tadi tentang bang togar (apsalpin) itu…
42. tiur (devi) : terakhir kita lihat hari minggu kemarin itu kak…dia ambil
uang persembahan pula lagi…si betty sampe marah2x kemarin, setelah itu tak
kelihatan lagi..
43. Bongguk (ari) : aku punya ide…bagaimana kalau kita kerumah si togar
(apsalpin)? Kita tanya ke ortunya atau siapalah yang ada
dirumahnya…syukur2x ada dirumah….gimana ?
44. Dona (heni) : hah…bongguk (ari).. Bongguk (ari)..ngana ndak tau apa?
Bapaknya tuh pemabok tingkat dewa..belum ketemu bang togar (apsalpin), botol2x
udah nempel di jidad mu..!!!!Ogah ahh…males aku mo ngadepin dewa arak itu..
45. Biner (naka) : aah ngana..!!! Katanya kangen sama dia…. Cuma gara2x
tembok sependek ini, ngana ndak bisa lompat..
46. Bongguk (ari) : payahhh..!!!
47. Dona (heni) : wooiii…….bukan masalah tembok sama loncat….tapi aku males
ngadepin si dewa mabuk itu.. Ampuuuuunn dj lah..! Nggak taulah kalau si tiur
(devi)…bagaimana tiur (devi)..??
48. Tiur (devi) : hah….kalau aku, yang mana yang baiknya aja kakaknya. Supaya
abang itu aktif lagi di gereja
49. Biner (naka) :
(berusaha meyakinkan) nah…si tiur
(devi) mau tuh…. Ayolah dona (heni)!!! Plisss banget…. Sama2x kita kerumahnya..
Ntar kalau udah ada apa2 ama dia baru nyesel ngana.
50. Dona (heni) : (rada mikir) ya udahlah…yukk kita kerumahnya…tapi jangan
sekarang….besok aja yahh... Sekarang mendingan kita balik, udah malem…yuukk!!!
51. Nando (darno) : (sambil melangkah pulang ) nahh…gitu donk.. Itu barunya sahabat
setia….hehehe
Adegan II
Stage I
(sementara itu di rumah togar
(apsalpin))
52. papa (andro) : (pulang mabok sambil nyanyi) kemana kemana… dimana…… alani holong mi ito,
mar mahan bibi hita… sude habis terjual… termasuk salawar.. (tertawa keras) hhhhhaaaaa… (istrinya datang mendekati suami)
53. papa (andro) : (ngagetin dan menatap dekat mata
istrinya) aharoa…!!!
54. Mama (yuliana) : ya ampun pa….. Kenapa tiap hari harus pulang mabuk?????
(ngomongnya sabar banget, tapi matanya udah berkaca-kaca gitu)
(ngomongnya sabar banget, tapi matanya udah berkaca-kaca gitu)
55. papa (andro) : aharoa…sip babam…unang paribut tu ho disi.. Yang
pentingkan happy… gak usah banyak bicara… bukan pake duit mu beli minuman ini…
jadi gak usah banyak kali ceritamu yah..!!! (tertawa keras) hhhhaaaaa…hhhaaaaa…
56. mama (yuliana) : tapi…masa kamu nggak malu pa…nggak malu kau sama
orang2x…nggak malu kau sama anak mu… papa (andro) itu sudah tua, bukan saatnya
lagi papa (andro) bertingkah laku seperti ini..!
57. Papa (andro) : eeiitsss…persetan orang2x itu..!!! Ai sona jolma
i…bagudung keju do i….(ternyata togar (apsalpin) sudah
melihat percekcokan antara ayah dan ibunya….hatinya sedih namun itu tidak dia
perlihatkan….apalagi dia baru pake narkoba)
58. togar (apsalpin) : (ngomongnya agak keras sambil
tepuk tangan) hebat…hebat yah…. Nggak
dirumah… nggak dimana. Ribuuuut terrrusss…. Lama-lama gila aku
disini!!!!!!!!! (masuk
kedalam kamar)
59. papa (andro) : heehh…liat anak mu si bagudung itu…. Udah besar, tak ada
sopannya, makin kurang ngajarr!!!! Ini semua salah mu…terlalu
dimanjakan!!!!!!!!!!! (tiba2 dengan volume suara yang
lebih kencang memanggil) togar (apsalpin)rr..!! Sini
kamu..!! Togar (apsalpin)rr!!! Jangan kurang ajar kau!!!! (togar (apsalpin) keluar tanpa terlihat rasa takut sedikitpun)
60. Togar (apsalpin) : apa?
61. Papa (andro) : waahhh…. Bener2x nih anak….kelakuan seperti
binatang….pulang malem teruss!! Ngapain kau diluar sana?? Jual diri kau hah!!
Dasar bodoh!!
62. Togar (apsalpin) : (menatap tajam ayahnya) apa??? Saya binatang, saya gigolo?? (berkaca-kaca) lalu…papa (andro) apa?? Papa (andro) yang
baik?? Iya…!!! Papa (andro) adalah orang tua yang sangat sempurna dalam hidup
saya… (karena merasa tak
dihargai + mabok…papa (andro)nya nampar si togar (apsalpin)..plakkk)
63. togar (apsalpin) : (memberikan pipi kirinya) puas?? Masih kurang? Nih satu lagi…
64. Papa (andro): dasar kurang ajar kamu..!! (sambil mau
nampar lagi, tapi dihalangi oleh mama
(yuliana))
65. mama (yuliana) : (menangis) cukup…!! Cukup pa…!!!(memandang anaknya)
66. mama (yuliana) : (memegang bahu anaknya) pergilah dulu kau yah amang biar mama
(yuliana) bicara dulu sama bapak mu..
67. Togar (apsalpin) : (melihat bapaknya) tak akan pernah aku pulang ke neraka ini lagi
ma…!!!
68. Papa (andro): bagus (irsandi)…keluar kau dari rumah ini..!!
69. Togar (apsalpin) : iya…aku keluar dari rumah ini….!!!!!!! (sambil keluar)
70. mama (yuliana) : sudah pa…tolong jangan begini.. (menangis)
71. Papa (andro) : diam kau!!! Sudah muak aku di rumah ini, bosan aku!!! (sambil pergi>keluar panggung kiri)
72. mama (yuliana) : tuhan…lindungilah suami dan anakku (sambil masuk kamar>kearah panggung kanan)
Babak
III
Adegan
I
Stage
II
(rumah tante melan) sementara
itu, karena togar (apsalpin) sudah memutuskan keluar dari rumah, ia pun kembali
datang kerumah tante melan, orang dan tempat yang membuat dia terjerembap ke
dalam dunia kegelapan, disinilah tempat dia memulai semuanya, mulai dari
mencoba rokok, alkohol, narkoba, sampai pergaulan sex bebas. Suasana (musik yang
keras….biar bisa ngebedain tempat)
73. Togar (apsalpin) : (mukanya udah cape banget) melannn!!! Sayang!!! (ngga
dijawab….karena lg pake headshet) melannnn!!!! (mau
nangis gitu, ceritanya mau curhat)
74. tante melan : woiii!! Ada apa sayang? Kenapa honey bunny sweety?? (memeluk tangan togar (apsalpin) dan membawa
duduk) tunggu….tunggu… aku
ambilin minum dulu (sambil
kebelakang)…kenapa sih sayang??
Kok kusut amat tu wajah…hilang tuh kegantengan pangeranku…
75. Togar (apsalpin) : kita so muak dengan kekacauan di rumah… kita tadi di
tampar sama bokap… dikatain binatang, dibilang gigolo… kayak dia ortu yang
bener aja!!
76. Tante melan : (tertawa genit) hahahahaa, emank ngana itu sekarang apa? Bukannya gigolo ku.
Hhhhheee. Ngga deh… becanda!! Udahlah… jangan di ambil pusing….jangan terlalu
dipikirin. Nikmati aja hidup ini! Minum dulu nih..!! Enakan? Mending kita fly
aja sekarang, daripada harus mikirin ngana pe keluarga yang nggak pernah
mikirin ngana sama sekali…(sambil bermanja-manja)
77. Togar (apsalpin) : emank benar..kita pusing kalau mikirin dorang!!!
Hhaaahaa…(tertawa keras)btw, tante punya
barang baru yah? Bagi donk??
78. Tante melan : adalah, untuk
pangeranku yang satu ini, apa sih yang nggak disediain…
79. Togar (apsalpin) : hhhheee…iya tante sayang...tapi…mana nih barangnya?
80. Tante melan : ada di kamar…jangan make disini aahh….di kamar yuuu..!!
81.
Togar (apsalpin) : ya udah
ayukkk…!! Dunia inikan milik kita berdua, mereka semua ini cuma ngontrak. (tertawa keras) hhhhhhaaaaa. dikamar mereka
memakai obat-obatan terlarang itu….hari demi hari dilalui dengan aktivitas
seperti itu….narkoba, obat-obatan, alkohol dan sex bebas… sampai
akhirnya togar (apsalpin) menjadi pecandu kelas tinggi…badannya habiss…semuanya
terlihat memprihatinkan...
Adegan
II
Stage
I
Ditempat lain, teman-teman gereja togar (apsalpin) mendatangi
rumahnya…
(di rumah togar (apsalpin))
(di rumah togar (apsalpin))
82. nando (darno) + agus (irsandi) : togar (apsalpin)…togar (apsalpin)…
83. tiur (devi) + dona (heni) : bang togar (apsalpin)…bang togar (apsalpin)..
84. Mama (yuliana) : (terkejut) ya ampun…. Agus (irsandi), nando (darno),
biner (naka), bongguk (ari), dona (heni), tiur (devi)?? Ayo masuk!! Ada
apa? Tumben sekali datang kesini… kaget kalian bikin namboru…
85. nando (darno) : nggak namboru… kita kesini cuman mau ketemu togar
(apsalpin)…
86. bongguk (ari): udah lama dia nggak datang ke imkb namboru…
87. agus (irsandi) : iya namboru…kemana ajanya lae itu selama ini?
88. Mama (yuliana) : (wajah sedih) itu lah yang namboru cemaskan….sudah beberapa hari ini juga dia
nggak pulang… karena…jujur saja…kemaren dia bertengkar dengan amangboru
kalian…habis itu, dia keluar rumah, nggak pulang2x lagi sampe sekarang…
89. dona (heni) : tapi namboru, udah coba dicari belum ?
90. Mama (yuliana) : namboru baru sebatas nanya temen2x kuliahnya….belum
sempat namboru cari langsung. Namboru sakit kemarin
91. bongguk (ari) : bah…!! Yang namboru tau, kira-kira dimana si togar
(apsalpin)
92. Mama (yuliana) : kemarin kata teman2xnya, dia biasa dirumah si cina janda
pengusaha kaya itu, yang punya diskotik di mantoz sana…namanya melan kalau
namboru nggak salah…tapi namboru nggak tau rumahnya dimana…
93. agus (irsandi) : ooo, kalau itu saya tau namboru…rumahnya si tante melan
itu di citraland sana.
94. Tiur (devi) : kalau gitu, sekarang kami kesana aja namboru…siapa tau aja
bang togar (apsalpin) disana. Sekalian kami mau ngobrol2 ma bang togar
(apsalpin).
95. Mama (yuliana) : wah…terimakasih yah….tolong salamkan ke togar
(apsalpin), kalau namboru sangat mencemaskanya. Namboru ingin dia
pulang….tolong sekali yah!!
96. Biner (naka) : kami akan coba namboru, karena kami juga merindukan dia
ada ditengah2x kami natal nanti.
97. Dona (heni) :
kami akan berusaha
namboru, doakan saja yang terbaik..
98. Mama (yuliana) : terimakasih sekali lagi, tuhan memberkati kalian
99. nando (darno) : sama2x namboru, kalau begitu kami pamit dulu namboru.. (agus (irsandi) + nando (darno) + bongguk
(ari) + biner (naka) + dona (heni) + tiur (devi) cium tangan ibunya togar
(apsalpin) dan berlalu>keluar kiri panggung )
Babak
IV
Adegan
I
Stage
II
(rumah tante melan) sementara
itu, togar (apsalpin) terus terhanyut dengan kenikmatan dunia. Hidupnya semakin
berlumuran dengan lumpur dosa. Nafsu birahi sang bulan menguasai hidupnya.
Dan perjuangan sahabat2x togar (apsalpin) untuk
mencari lokasi tempat tinggal tante melan akhirnya berbuah manis. Setelah
mencari-cari rumah tante melan selama 4 jam, akhirnya mereka menemukan rumah
tante melan…
100.
nando (darno) + dona (heni) :
siang…permisi…tante melan…tante melan …!!!
101.
Tante melan : iya bentar….siapa
yah?? Mau cari siapa yahh??
102. Agus (irsandi) : maaf..ini bener rumah tante melan temennya togar
(apsalpin)?? Kita mau ketemu togar (apsalpin), penting banget!! Dia ada
disini??
103. Tante melan : oooo, togar (apsalpin)?? Bentar aku panggilineh, ntar
dulu..emang kalian siapanya?
104. Tiur (devi) : kita temen pelayanannya di amkii
105. tante melan : apa itu amkii?
106. Nando (darno) : ooo.. Amkii itu, angkatan muda kemah injil indonesia
tante… kita kita ini teman sepelayanan togar (apsalpin) di amkii dan digereja…
107. Tante Melan: (terkejut) oooohhh, temen pelayanan amkii, gereja!!!!
Mau ngajak dia ke gereja yah?? Kita kasih ngoni jempol kalau dia mau nginjek
gereja lagi… hahahhaha (tertawa
ngejek ) Karena dia tuh udah
ancurrrr banget…tapi kalian coba dulu aja dech….. Ntar yahhh!!
108. Togar (apsalpin):… togar (apsalpin)…!!! Ada malaikat nyari pa ngana,,
109. Togar (apsalpin) : siapa...? Oooh, ngoni… ngapain ngoni kemari? (sinis)
110. Bongguk (ari) : (salam + meluk) kita semua kangen pa ngana, bgmn ngana pe
kabar bro???Kemana aja sih bro?
111. Biner (naka) : iya lae, so ndak pernah hadir di pelayanan amkii. Anak
anak pada nyariin…!!
112. Togar (apsalpin) : nggak usah sok care ma aku….aku nggak butuh hal-hal
menjijikan kaya gini!!! Ngerti kalian??
113. Dona (heni) : (kaget) loh…kok abang ngomong begitu?
114. Tiur (devi) : (wajah sedih) kenapa sih abang sekarang jadi kasar begitu?
Abang berubah sekali…
115. Dona (heni) : kami tau, abang lagi banyak problem, tp abang harus
nyerahin ini sama tuhan….ayooo.. Abang harus bangkitt!! Bukan buat siapa2x…tapi
buat tuhan…
116. Togar (apsalpin) : apa?? Tuhan kau bilang?? Tuhan ????? Hahaaa (tertawa keras) bisa ancur kepala ku dengar kata tuhan.
Dimana dia saat aku butuh? Dimana hhaa?? Nggak ada… yang ada dia udah buat
hidup aku kaya gini….hidup tanpa arti bro… tuhan nggak pernah bantu
aku…jadi buat apa aku balik sama tuhan… nggak akan pernah ada harapan…
117. biner (naka) : bah…udah gawat kau lae…kenapa kau ini lae…
118. tiur (devi) : iya bang, kami sedih
abang ngomong begitu, ini seperti bukan abang togar (apsalpin) yang aku kenal
selama ini!! Berserah bang…berserah sama tuhan…
119. Togar (apsalpin) : heh…dimana kalian semua saat aku butuh bantuan
kalian??? Dimana imkb saat aku butuh?? Kalian hanya sibuk melayani orang2x yang
baik-baik…kalian hanya bawa cahaya ke tempat orang yang sudah terang…orang
sudah terang, kalian bawa lagi cahaya lagi, kan jadi silau orang itu….Kemarin2x
aku butuh terang itu, karena saya berada dalam kegelapan…tapi kalian hanya
sibuk dengan orang2x yang sudah terang… anjing semua…!! Seharusnya, kalian bawa
terang itu di tempat gelap…supaya kegelapan itu bisa jadi terang jadi..plis
jangan buang2x waktu buat ngebujuk aku biar balik lg sama tuhan…ngerti
kalian???
120. Nando (darno) : lae…emang kita nggak bisa bantu lae saat lae butuh
bantuan….tapi itu karena lae nggak pernah cerita sama kita, kita udah berusaha
menghubungi lae, tapi nggak pernah ada kabar.
121. Bongguk (ari) : kita kan bukan tuhan lae…yang selalu ada buat umatnya
saat dalam penderitaan…
tapi… tuhan juga nggak
akan pernah ngasih sesuatu kalau laenya sendiri nggak minta.
122. Agus (irsandi) : lae….namboru sakit… kangen dia sama lae… namboru mau lae
pulang...
123. Togar (apsalpin) : hah..pulang…!!! Bisa gila aku dirumah itu..
124. Biner (naka) : yah udahlah kalau lae nggak mau pulang… kami pulang dulu
yah lae…ingat lae, namboru lagi sakit…
125. bongguk (ari) : kami pulang dululah lae…tuhan memberkati lae.
126. Dona (heni) + tiur (devi) : kami pulang yah bang!!! (pulang>keluar arah panggung kiri)
sepeninggal teman-temannya, togar (apsalpin) sejenak pun merenung. Dia kaget ibunya sakit. Dia tidak tau apa yang harus dia lakukan…
sepeninggal teman-temannya, togar (apsalpin) sejenak pun merenung. Dia kaget ibunya sakit. Dia tidak tau apa yang harus dia lakukan…
127. Togar (apsalpin) : (menangis dan berlutut) tuhan….!!!! Apa belum cukup engkau berikan
masalah sama aku ??? Apa belum cukup tuhan…?? Sekarang apalagi? Kau belum puas
melihat aku sengsara..?? Ayah pemabuk….keluarga hancur….badanku juga udah kotor
karena ini semua..?? (nunjukin
alkohol, rokok, narkoba). (terus menangis) ampuuuunnnnnn tuhan….!!!Ampunlah tuhan….!!!!!
Sembuhkan mama (yuliana) tuhan…..sembuhkan mama (yuliana) tuhan… karena
merasa berdosa dengan apa yang telah ia lakukan, togar (apsalpin) berniat untuk
pulang ke rumah, meminta ampun kepada mama (yuliana)nya, dan dia pun berniat
akan menceritakan apa yang telah terjadi kepada mama (yuliana)nya. Menceritakan
bahwa dia adalah pecandu narkoba, yang sepertinya mustahil untuk
berhenti. Menceritakan bahwa dia sudah
terjerumus kedalam pergaulan sex bebas. Hanya niat yang besar untuk mengubah
itu semua… dan niat itu sudah terpikir oleh togar (apsalpin) dengan satu ikrar
di kayu salib ”saya mau berubah tuhan”
Adegan
II
Stage
I
(rumah togar (apsalpin)) setibanya
dirumah, dia melihat ibunya sedang membaca alkitab sambil meneteskan air mata…
karena ingin tau apa yang sedang dibaca ibunya, dia memperhatikan ibunya. air
matanya terus mengalir. Ibunya masuk kedalam kamar, dan togar (apsalpin)
berjalan perlahan menghampiri tempat ibunya membaca alkitab….walaupun dia tidak
mengerti namun air mata terus keluar. Ternyata ibunya sudah memperhatikan togar
(apsalpin) dari tadi….dia memegang pundak anaknya itu.
128.
Mama (yuliana) : (memeluk sambil menangis) mama (yuliana),merindukan kamu nak…
129.
Togar (apsalpin) : (kaget) mama
(yuliana)….!! Maafin aku ma… aku banyak salah sama mama (yuliana)…
ampunnni aku ma… (menangis) maaaaaa…!!!!
130.
Mama (yuliana) : (tanpa banyak bicara, ibu mencium kening anaknya) mama (yuliana) selalu memaafkan mu nak…
131.
Togar (apsalpin) : (mencium tangan ibunya) makasih ma… (mengangkat kepala dan menatap mama
(yuliana)nya) mama (yuliana)…
tadi aku baca ayat ini… (menunjuk
ayat di alkitab) maksudnya
apa ma??
132.
Mama (yuliana) : (membaca ayatnya ) “hendaklah
engkau setia sampai mati”maksudnya…kita…sebagai umat ciptaannya, harus selalu
setia padanya, dalam keadaan senang ataupun sedih. Kita harus yakin, bahwa
segala sesuatu yang terjadi, adalah karena kesetiaan kita pada tuhan sampai
kita mati…
133.
Togar (apsalpin) : aku mengerti ma,
aku akan selalu senantiasa setia pada atuhan karena ia selalu menolong aku
dalam keadaan apapun…. Terlebih (memeluk mama
(yuliana)nya) tuhan telah
mengirimkan mama (yuliana) yang terbaik buat aku…terimakasih tuhan. (nando (darno), agus (irsandi), bongguk (ari),
biner (naka), dona (heni) dan tiur (devi) yang sejak tadi sudah mendengar
pembicaraan ibu dan anak itu, akhirnya bergabung dan memeluk mama (yuliana) dan
togar (apsalpin)) (papa (andro)nya yang sedari tadi mendengar percakapan mereka
dari samping rumah pun akhirnya masuk kedalam rumah dengan berlinangan airmata)
134.
papa (andro) : (menangis) mama (yuliana),
togar (apsalpin)….maafkan papa (andro) yah…papa (andro) sudah sangat lama
menyiksa kalian… papa (andro) sudah sangat berdosa… (togar (apsalpin) dan ibunya pun memeluk
papa (andro)nya)
Percakapan itupun terus berlangsung
hingga akhirnya togar (apsalpin) menceritakan kepada ayah dan ibunya bahwa
dirinya pecandu narkoba dan sudah terjerumus kedalam kehidupan pergaulan sex
bebas…. Raut
wajahnya sedih, namun itu semua hilang karena terpancar dari wajah anaknya
bahwa dia akan berusaha merubah semua itu… ayah togar (apsalpin) pun bertobat
dan togar (apsalpin) kembali melayani tuhan di gereja dan pelayanan amkii.
Keluarga togar (apsalpin) dipulihkan sepenuhnya oleh tuhan…. Walau terlihat
sulit, namun tidak ada yang mustahil bagi allah… cinta kita terhadap tuhan
hendaknya jadi seperti romeo dan juliet…romeo begitu setia terhadap juliet.
Sehingga saat juliet mati, romeo pun ikut mati bersama juliet. Tuhan mau mati
buat kita…tuhan tak akan pernah meninggalkan kita, terlebih jika kita mau
berusaha dan setia sampai mati kepadanya.
amien. Selesai.
(semua pemain
keluar, berdiri sambil bergandengan tangan dan menyanyikan lagu:“bagi tuhan,
tak ada yang mustahil”)
3.2. Analisis
Maksim Kesopanan dalam drama yang berjudul “Romeo Natal”
a.
Maksim Pelaksanaan
-
Pada
percakapan nomor 102 terdapat maksim pelaksanaan (Maaf..ini bener rumah tante
Melan temennya Togar?? Kita mau ketemu Togar, penting banget!! Dia ada disini?)
b.
Maksim Kerendahan Hati
-
Dari analisis drama di atas terdapat
maksim kerendahan hati pada dialog nomor 48 “Tiur : Hah…kalau aku, yang mana
yang baiknya aja kakaknya. Supaya abang itu aktif lagi di gereja”. Dari doaloh
tersebut dapat kita lihat bahwa tokoh Devi memiliki kerendahan hati untuk mau
mengajak temannya kembali melayani di gereja.
c.
Maksim Kesimpatian
-
Dari
analisis drama di atas terdapat maksim kesimpatian pada dialog nomor 115 “Dona
: kami tahu, abang lagi banyak problem tapi abang harus nyerahin ini sama
Tuhan. Ayo...bang harus bangkit!!!! Bukan siapa2x.. tapi buat Tuhan
3.3. Analisis
Klasifikasi Tindak Tutur Refresentatif, Direktif, Ekspresif, Komisif dan
Deklarsi dalam drama yang berjudul “Romeo Natal”
a.
Refresentatif
1. Pada
percakapan nomor 1 terdapat tindak tutur refresentatif yang bersifat menuntut (Togar
: Bangkit berdiri dari kursinya, teriak keras sambil berjalan mendekat Betty)
Hhhhhoooiii…Wwwooiii…(Wajah marah, menunjuk Betty) Kau..!!Tunggu dulu.. (mendekat
ke Betty)Mana uang kembalianku?)
Dialog ini termasuk ke
dalam tindak representatif menuntut karena dalam doalog itu tokoh menuntut
untuk meminnta uang kembaliannya.
2. Pada
percakapan nomor 13 Tiur terdapat tindak tutur refresentatif yang bersifat
menyatakan ((Wajah sedih) Nggak kak Don..Aku hanya bingung saja lihat sikap dan
kelakuan Bang Togar beberapa bulan belakangan ini).
Dialog ini termasuk ke dalam tidak tutur
representatif menyatakan karena dalam dialog tersebut tokoh bersifat menyakan
pendapatnya tentang sikap tokoh lain.
3. Pada
percakapan nomor 16 terdapat tindak tutur refresentatif yang bersifat
menunjukkan (Dona : Apa sih…apa sih…!!! Makanya kemaring ngoni 2 baca nih
berita ini “Seorang Pemuda Tewas Over Dosis di Kamar Kost, Aduh ngeri yah..?!
jd takut kita..)
Dialog ini termasuk ke dalam tindak
tutur representatif menunjukkan kerena tokoh memiliki perlakuan menunjukkan
berita kapada temannya.
4. Pada
percakapan nomor 25 terdapat tindak tutur refresentatif yang bersifat
menyatakan (Agus: aku pernah ke rumahnya, tapi tak pernah ada..).
Dialog ini termasuk dalam tindak tutur
representatif menyatakan karena tokoh memberikan informasi berupa pernyataan.
5. Pada
percakapan nomor 44terdapat tindak tutur refresentatif yang bersifat menyatakan
(Dona : Hah..Bongkuk…Bongkuk ngana ndak tau apa? Bapaknya tuh pemabok tingkat
dewa ..belum ketemu Bang Togar, botol2x udah nempel di jidad mu..!!! ogah ah..
meales aku ngadepin dewa arak itu).
Dialog ini juga termasuk dalam tindak
tutur representatif menyatakan.
6. Pada percakapan nomor 58 terdapat tidak tutur
direktif yang bersifat menyatakan (Hebat...hebat yah.. ngga di rumah...ngga
dimana, ribut terus...lama-lama gila kau disini)
7. Pada percakapn nomor 75 terdapat tindak tutur
refresentatif yang bersifat menyatakan (kita so muak dengan kekacauan di
rumah... kita tadi ditampar sama bokap... dikatain binatang, dibilang
gigolo.... kayak dia ortu yang bener aja!!!)
8. Pada percakapan nomor 84 terdapat tindak tutur refresentatif
yang bersifat menyebutkan (ya ampun... agus, nando, biner, bongguk, donna,
tiur,??? Ayoo masuk!! Ada apa? Tumben sekali datang kesini... kaget kalian
bikin namboru..)
9. Pada percakapan nomor 88 terdapat tindak tutur
refresentatif yang bersifat mengakui ( itulah yang namboru cemaskan...sudah
beberapa hari ini juga dia ngga pulang.. karena jujur saja,, karena ia
bertengkar dengan amangboru kalian...habis itu, dia keluar rumah, ngga lagi
pulang sampai sekarang)
10. Pada percakapan nomor 92 terdapat tindak tutur
refresentatif yang bersifat menyatakan (kemarin kataa teman-temannya, dia biasa
dirumah si cina janda pengusaha kaya itu, yang punya diskotik di mantoz sana..
namanya Melan kalau namboru ngga salah,, tapi namboru ngga tau rumahnya
dimana...)
11. Pada
percakapan nomor 114 terdapat tindak tutur refresentatif yang bersifat menuntut
(kenapa sih Abang sekarang jadi kasar begitu? Abang berubah sekali......)
12. Pada
percakapn nomor 119 terrdapat tindak tutur refresentatif yang bersifat menuntut
(heh…dimana kalian semua saat aku butuh bantuan kalian??? Dimana imkb saat
aku butuh?? Kalian hanya sibuk melayani orang2x yang baik-baik…kalian hanya
bawa cahaya ke tempat orang yang sudah terang…orang sudah terang, kalian bawa
lagi cahaya lagi, kan jadi silau orang itu….Kemarin2x aku butuh terang itu,
karena saya berada dalam kegelapan…tapi kalian hanya sibuk dengan orang2x yang
sudah terang… anjing semua…!! Seharusnya, kalian bawa terang itu di tempat
gelap…supaya kegelapan itu bisa jadi terang jadi..plis jangan buang2x waktu
buat ngebujuk aku biar balik lg sama tuhan…ngerti kalian???)
b.
Direktif
1. Pada
percakapan nomor 3terdapat tindak tutur direktif yang bersifat memaksa (Togar :
(sambil mencoba merampas empat pundi persembahan) uangkulah… tadi kumasukkan
Rp.2000 mana kembaliannya Rp.1000?).
Dialog ini termasuk ke dalam tindak
tutur direktif memaksa karena di dalam tutura itu terdapar tindakan paksaan
untuk meminta uang kembalian persembahanya dan langsung merampas tempat pundi
persembahan.
2. Pada
percakpan nomor 5 terdapat tindak tutur direktif yang bersifat memaksa (Togar :
Rugi kali aku ngasih Rp.2000, habis uangku (saling merebut pundi di depan
jemaat)
Dialog ini termasuk dalam tindak tutur
direktif memaksa yang terlihat dari tindakan saling merebut.
3. Pada
percakapn nomor 8 terdapat tindak tutur direktif yang bersifat memberian
aba-aba (Penatua : (mendekat ke Togar dan Betty)tunggu, sabar…sabar…janganlah
kalian berebut, inikan lagi ibadah…ada apa ruapanya (menatap Betty dan Togar
bergantian) (mengajak Togar) ayo Togar, dudukalah… Betty..(menatap Betty)Bawalah
persembahan itu..)
4. Pada
percakapn nomor 43 terdapat tindak tutur direktif yang bersifat mengajak (Bongkuk
: Aku punya ide…bagaimana kalu kita ke rumah si Togar? Kita Tanya kepada
orangtuanya atau siapalah yang ada di rumahnya…syukur2x ada di rumah…gimana?.)
5. Pada
percakapan nomor 49terdapat tindak tutur direktif yang bersifat mengajak (Biner
: (Berusaha meyakinkan)Nah…si Tiur mau tuh..Ayolah Dona!!!plisss banget…sama2x
kita ke rumahnya. Natar kalau udah apa2 ama dia baru nyesal ngana).
6. Pada percakapan nomor 62 terdapat tindak tutur
direktif yang bersifat menentang (Apa???? Saya binatang, saya gigolo??? Lalu
Papa apa?? Papa yang baik?? Iya...!!!! papa adalah orang tua yang sangat
sempurna dalam hidup saya)
7. Pada percakapan nomor 63 terdapat tindak tutur
direktif yang bersifat menentang (PUAS???? Masih kurang??? Nih satu lagi..)
8. Pada percakpaan nomor 66 terdapat tindak tutur
direktif yang bersifat menyuruh (pergi dulu kau yah amang biar Mama bicara dulu
sama Bapakmu..)
9. Pada percakapan nomor 68 terdapat tindak tutur
direktif yang bersifat menyuruh (keluar kau dari rumah ini...)
10. Pada percakapan nomor 70 terdapat tindak tutur
direktif yang bersifat memohon (sudah Pa.. tolong jangan begini...
11. Pada percakapan nomor 72 terdapat tindak tutur
direktif yang bersifat memohon (Tuhan...lindungilah suami dan anakku)
12. Pada percakapan nomor 76 terdapat tindak tutur
direktif yang bersifat menyarankan (hahahahahahahahah......, emank ngana itu
sekarang apa? Bokannya gigoloku. Hhhheeehh. Ngga deh.. becanda!!
Udahlah...jangan diambil pusing..... jangan terlalu dipikirin. Nikmati aja
hidup ini)
13. Pada percakapn nomor 96 terdapat tindak tutur
direktif yang bersifat meminta (kami akan coba Namboru, kerena kami juga
merindukan dia ada ditengah-tengah kami natal nanti)
14. Pada
percakapan nomor 120 terdapat tindak tutur direktif yang bersifatmenyarankan
(Lae.......Emang kita nggak bisa membantu lae saat lae membutuh
bantuan..............tapi itu karena lae nggak pernah cerita sama kita, kita
udah berusaha menghubungi lae, tapi nggak pernah ada kabar.
c.
Ekspresif
1. Pada
percakapn nomor 11 terdapat tindak tutur ekspresif yang bersifat mengkritik
(Tiur : (mengejar Togar) Abang..bang Togar..tunggu bang..!!(berhenti dan
merenung sedih) kenapa yah si abang Togar itu..jadi tak beres kulihat
pikirannya belakangan ini… uang persembahan kok diambil).
2. Pada
percakapan nomor 30 terdapat tindak tutur ekspresif yang bersifat memuji (Nando
: Makin cantik aja adik ini… dari mananya kau adik?).
3. Pada percakapan nomor 59 terdapat tindak tutur
yang bersifat direktif menyalahkan (Heehh....Lihat anakmu sibagudung
itu....udah besar, tak ada sopannya, makin kurang ajar!!!! Ini semua
salahmu...terlalu dimanjakan!!!!)
4. Pada percakapan
nomor 98 terdapat tindak tutur ekspresif yang bersifat mengucapkan
terimakasih (terimakasih sekali lagi, Tuhan memberkati kalian)
5. Pada percakapn nomor 95 terdapat tindak tutur
yang bersifat ekspresif yang bersifat mengucapkan terimahkasih (wah terimakasih
yahh,, tolong salamkan ke Togar, kalau namboru sangat mencemaskannya. Namboru
ingin dia pulang...tolong sekali yahh!!!)
6. Pada
percakapan nomor 119 terdapat tindak tutur ekspresif yang bersifat mengeluh
(HEH........ Dimana kalian semua saat aku butuh bantuan kalian??? Dimana IMKB
Saat Aku butuh?? Kalian hanya sibuk melayani orang_orang yang baik-baik..Kalian
hanya bawa cahaya ke tempat orang yang sudah terang....Orang sudah terang,
kalian bawa lagi cahaya lagi, kan jadi silau orang itu..Kemarin aku butuh
terang itu, karena saya berada dalam kegelapan... tapi kalian hanya sibuk
dengan orang yang sudah terang....Anjing semua...!! Seharusnya, kalian bawa
terang itu di tempat gelap....... supaya kegelapan itu bisa jadi terang
jadi..... plis jangan buang waktu buat ngebujuk aku biar balik lagi sama
Tuhan......Ngerti kalian???)
7. Pada percakapan nomor 131 terdapat tindak
tutur ekspresif yang bersifat mengucapkan terimakasih (Togar (apsalpin) : (mencium tangan ibunya) makasih ma… (mengangkat kepala dan menatap mama (yuliana)nya) mama (yuliana)… tadi aku baca ayat ini… (menunjuk ayat di alkitab) maksudnya apa ma??)
8. Pada percakapn nomor 133 terdapat tindak
tutur ekspresif yang bersifat mengucapkan terimakasih (Togar (apsalpin) : aku mengerti ma, aku akan selalu senantiasa setia pada
atuhan karena ia selalu menolong aku dalam keadaan apapun…. Terlebih (memeluk mama (yuliana)nya) tuhan telah mengirimkan mama (yuliana) yang
terbaik buat aku…terimakasih tuhan. (nando
(darno), agus (irsandi), bongguk (ari), biner (naka), dona (heni) dan tiur
(devi) yang sejak tadi sudah mendengar pembicaraan ibu dan anak itu, akhirnya bergabung
dan memeluk mama (yuliana) dan togar (apsalpin)) (papa (andro)nya yang sedari
tadi mendengar percakapan mereka dari samping rumah pun akhirnya masuk kedalam
rumah dengan berlinangan airmata)
d.
Komisif
1.
Pada percakapn nomor 21 terdapat tindak
tutur komisif mengancam (Dona : Awas yah kalau bercanda lagi…(mata
membelalak)).
2. Pada
percakapan nomor 133 terdapat tindak tutur komisif yang bersifat berjanji (Aku
mengerti Ma, aku akan selalu senantiasa setia pada Tuhan karena ia selalu
menolong aku dalam keadaan apapun...Terlebih (memeluk mama (yuliana)Nya) Tuhan
telah mengirimkan Mama(yuliana) yang terbaik buat aku...Terimakasih Tuhan.)
e.
Deklarasi
1. Pada percakapan nomor 69 terdapat tindak tutur
deklarasi yang bersifat memutuskan (iya..aku keluar dari rumah ini!!!)
2. Pada percakapn nomor 78 terdapat tindak tutur
deklarasi yang bersifat mengangkat
(adalah,, untuk pangeranku yang satu ini, apa sih yang ngga disediain...)
3. Pada
percakapan nomor 50 terdapat tindak tutur deklarasi yang bersifat memutuskan (Dona : (Rada mikir) Ya
sudahlah…yuk kita ke rumahnya…tapi
jangan sekarang…besok aja yah…sekarang mendingan kita balik, udah
malam..yukkk!!!).
4. Pada
percakapan nomor 129 dan 130 terdapat tindak tutur deklarasi yang bersifat
memaafkan (Togar (apsalpin) : (kaget) mama
(yuliana)….!! Maafin aku ma… aku banyak salah sama mama (yuliana)…
ampunnni aku ma… (menangis) maaaaaa…!!!!) dan (Mama (yuliana) : (tanpa banyak bicara, ibu mencium kening
anaknya) mama (yuliana) selalu
memaafkan mu nak…)
3.4. Analisis
Tindak Tutur Lokusi, Ilokusi dan Perlokusi dalam drama yang berjudul “Romeo
Natal”
1. Lokusi
(dialog no. 1) : “Togar : …..(mendekat kepada Betty) Mana uang kembalianku?”
Ilokusi : Togar memberikan pernyataan
dengan maksud agar Betty memberika uang kembalian persembahannya.
Perokusi (dialog no. 2) : “Betty :
(mendekat dan berhadap-hadapan dengan Togar) uang kembalian apa ito? (menatap
tajam ke mata Togar) inikan persembahan”.
2. Lokusi
(dialog no.8) : “Penatua : (mendekat ke Togar dan Betty) tunggu, sabar…sabar…janganlah
kalian berebut, inikan lagi ibadah…ada apa ruapanya (menatap Betty dan Togar
bergantian) (mengajak Togar) ayo Togar, dudukalah… Betty..(menatap
Betty)Bawalah persembahan itu..”
Ilokusi : Penatua memberikan pernyataan
dengan maksud agar Togar dan Betty tidak berebut pundi persembahan dalam acara
ibadah itu.
Perlokusi (dialog no. 9) : “Betty : iya
amang (berbalik dan pergi ke depan)”
3. Lokusi
(dialog no. 16) : “Dona : Apa sih…apa sih…!!! Makanya kemaring ngoni 2 baca nih
berita ini “Seorang Pemuda Tewas Over Dosis di Kamar Kost” Aduh ngeri yah..?!
jd takut kita..”
Ilokusi : Dona menunjukkan sebuah berita
dengan maksud bahwa dirinya takut ketika membaca berita itu.
Perlokusi (dialog no. 17) : “Nando :
(menatap Dona) takut kiapa? Takut bentar lagi ngan jadi korban
selanjutnya???”Seorang Wanita Muda Bernama Dona OD di Toilet
Kampus”……..Hahahahahaaaa….”
4. Lokusi
(dialog no. 68) : “Papa (Andro): Bagus(Irsandi)...keluar kau dari rumah
ini...!!!
Ilokusi : Papa (Andro) mengatakan dan
menginformasikan kepada Togar dengan maksud menyuruh Togar untuk keluar dari
rumah
Perlokusi (dialog no.69) : “Iya...aku
keluar dari rumah ini...!!”
5. Lokusi
(dialog no. 122) : “Agus: Lae...Namboru sakit, kangen dia sama lae, Namboru mau
lae pulang
Ilokusi : maksud dari pernyataan Agus
adalah agar Togar mau pulang melihat Ibunya.
Perlokusi (dialog no. 123): “Togar: hahh
pulang!!!! Bisa gila aku dirumah. Dalam hal ini perlokusinya tidak memiliki respon dari lawan tutur atau
informasi itu tidak mempengaruhi lawan tutur.
6. Lokusi
(dialog no.132): “Mama (yuliana): (membaca ayatnya) hendaklah
engkau setia sampai mati maksudnya kita sebagai umat ciptaannya, harus selalu
setia padanya, dalam keadaan senang ataupun sedih. Kita harus yakin, bahwa segala
sesuatu yang terjadi, adalah karena kesetiaan kita pada tuhan sampai kita
mati…”
Ilokusi : maksud
dari tuturan ilokusi tersebut adalah agar Togar agar tetap setia kepada Tuhan
sampai mati.
Perlokusi (dialog no.133) : Togar
(apsalpin) : aku mengerti ma, aku akan selalu senantiasa setia pada atuhan
karena ia selalu menolong aku dalam keadaan apapun…. Terlebih (memeluk mama (yuliana)nya) tuhan telah mengirimkan mama (yuliana) yang
terbaik buat aku…terimakasih tuhan. (nando
(darno), agus (irsandi), bongguk (ari), biner (naka), dona (heni) dan tiur
(devi) yang sejak tadi sudah mendengar pembicaraan ibu dan anak itu, akhirnya
bergabung dan memeluk mama (yuliana) dan togar (apsalpin)) (papa (andro)nya
yang sedari tadi mendengar percakapan mereka dari samping rumah pun akhirnya
masuk kedalam rumah dengan berlinangan airmata)
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Pragmatik adalah studi tentang makna dalam
hubungannya dengan situasi-situasi ujar (speech situations) yang meliputi
unsur-unsur penyapa dan yang disapa, konteks, tujuan, tindak ilokusi, tuturan,
waktu, dan tempat. Dalam kajian pragmatik terdapat maksim, tindak tutur dan
klasifikasi tindak tutur. Ada beberapa macam maksim namun dalam analisis dlam
drama yang berjudul Romeo Natal menganalisis maksim kesopanan, maksim kesopanan
dibagi atas 6 yaitu maksim pelaksanaan, maksim kebijaksanaan, maksim
penerimaan, maksim kerendahan hati,maksim kecocokan dan maksim kesimpatian.
Tindak tutur ada 3 bagian yaitu lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Dan klasifikasi
tindak tutur dapat dibagi juga dalam 5 bagian yaitu refresentatif, direktif,
ekspresif, komisif dan deklarasi. Hasil analisis yang kami lakukan dalam drama
yang berjudul drama Romeo Natal yaitu jika dilihat dari maksim maka jumlah
maksim pelaksanaan adalah 1, jumlah maksim kerendahan hati adalah 1 dan jumlah
maksim kesimpatian adalah 1. Jika dilihat dari tindak tutur lokusi, ilokusi dan
perlokusi memiliki jumlah 3 macam. Jika dilihat dari klasifikasi tindak tutur
memiliki jumlah refresentatif ada 12 macam, jumlah direktif ada 14 macam, jumlah
direktif ada 8 macam, jumlah komisif ada 2 macam dan jumlah deklarasi 4 macam.
DAFTAR PUSTAKA
Edisuryadimaranaicindo.2012.AspekAspekPragmatik:TindakTutur,praanggapan,danimplikatur.[online].Tersedia:https://edisuryadimaraindo.wordpress.com.
Html [12 nov 2015]
Hafizah, Azka.2014. prinsip-kerjasama-cs-prinsip-kesopanan-sebuah-analisis-pramatik-terhadap-tuturan-masyarakat-sunda.[online].Tersedia:
https://azkahafizah.wordpress.com.
Html[12 nov 2015]
Nitaanggrerompas.2011.prag-matik-pengertian-dan-aspek.[online].Tersedia:
http://nitaanggrerompas.blogspot.co.id. Html[12 nov 2015]
Bastra,
Indra.2012.pengertianpragmatik.[online].Tersedia:http://indrabastra.blogspot.co.id Html[12 nov 2015]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar